SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

JK menyempatkan diri berbicara tentang kasus Ahok di Oxford menanggapi kritik sejumlah pihak di Eropa.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan kepada seluruh pihak untuk menunggu proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saat ini, belum ada putusan yang inkracht dalam kasus ini karena jaksa masih mengajukan banding.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut disampaikan JK saat menyampaikan kuliah umum bertema Islam Middle Path: Indonesia’s Experience di Oxford Centre For Islamic Studies, London, Kamis (18/5/2017) malam. Dalam materi pidato yang dipublikasikan Sekretariat Wapres, Jumat (19/5/2017), JK menjelaskan bahwa proses hukum kasus Ahok belum selesai mengingat keputusan akhir ada di tangan Mahkamah Agung (MA).

Ekspedisi Mudik 2024

“Proses hukum dan yudisial masih berjalan. Dalam hukum Indonesia, Mahkamah Agung masih harus mempertimbangkan kasus ini segera,” katanya saat memberikan kuliah umum.

Di depan audiens di Oxford, JK juga mengharapkan negara-negara Eropa dapat menghargai dan menghormati putusan hukum yang dijatuhkan terhadap Ahok. Dia memaklumi tidak ada pasal penghinaan dalam sistem hukum pidana banyak negara di Eropa barat.

“Saya sangat memahami bahwa Inggris dan negara-negara di Eropa memiliki undang-undang dan sistem hukum yang berbeda untuk persoalan ini. Tapi, sebagai bagian dari sistem demokrasi, kita harus menegakkan supremasi hukum dan independensi pengadilan serta saling menghormati satu sama lain,” jelasnya.

JK mengaku mengenal Ahok sebagai sosok yang berdedikasi, namun cenderung impulsive dan bertemperamen tinggi. JK juga meyakini bahwa agama bukanlah sumber konflik. Menurutnya, banyak persoalan agama yang dimanipulasi dan disalahgunakan untuk memecah belah persatuan.

“Menurut pengalaman saya, “Prima Causa” dari kebanyakan konflik adalah ketidakadilan, seperti politik, ekonomi dan sosial. Berbagai kasus ekstremisme dan terorisme yang terjadi di belahan dunia diduga terjadi atas nama Islam sebenarnya adalah manifestasi atau salah pengertian tentang Islam sendiri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya