SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Karanganyar memberikan pelatihan kepada warga Desa Nglegok, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah saat membentuk desa tangguh bencana alias destana, Senin (9/11/2020). (Solopos.com-BPBD Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karanganyar, Senin (9/11/2020) lalu, membentuk desa tangguh bencana di Desa Nglegok, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Pembentukan desa tangguh bencana alias destana oleh BPBD Karanganyar itu dilakukan lantaran adanya riwayat tanah longsor di desa dengan cakupan area yang relatif luas tersebut.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Karanganyar, Hartoko, mengatakan sebanyak 55 sukarelawan dari masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembentukan desa tangguh bencana alias destana itu. Pihaknya melatih seluruh sukarelawan tersebut terkait mitigasi atau antisipasi bencana.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Orang Dewasa Kebal 6 Bulan Setelah Infeksi Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami melatih masyarakat mulai pra bencana, pelatihan penanganan bencana, hingga penanganan pasca bencana. Tapi memang kami lebih menekankan langkah preventif bagaimana mengantisipasi bencana dan mendeteksi tanda-tandanya,” jelas Hartoko mewakili Kalakhar BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto kepada Espos.

Hartoko menjelaskan, alasan dibentuknya Destana di Desa Nglegok lantaran adanya riwayat bencana tanah longsor pada akhir 2019 di wilayah tersebut yang mencakup area yang luas. Selain itu, di beberapa dusun di Desa Nglegok juga terdeteksi adanya retakan-retakan tanah yang rawan terjadi tanah longsor. Sehingga, menurut BPBD Karanganyar perlu ada peningkatan kapasitas penanganan pra bencana untuk masyarakat sekitar.

Banyak Retakan

“Terutama di mitigasi. Retakan itu banyak sebenarnya. Setidaknya ada tiga dusun di Desa Nglegok yang rawan. Sudah lama dalam pemantauan kami. Itu alasan kami membentuk destana di Nglegok saat ini,” imbuh dia.

Beberapa materi yang disampaikan menurutnya terkait pemahaman retakan tanah dan penilaian kapasitas untuk mendapatkan analisis risiko bencana. Setelah itu, pihaknya mengajari sukarelawan membuat perenanaan mitigasi bencana. Sehingga analisis dan perencanaan bisa digunakan Pemerintah Desa Nglegok untuk penindakan terkait anggaran dan lainnya.

6 Tanaman Depan Rumah Ini Kata Fengsui Bikin Hoki

“Mereka dibentuk sebagai forum pengurangan risiko bencana untuk memberikan masukan kepada Kades terkait mitigasi. Mereka juga berfungsi sebagai sukarelawan tingkat desa. Jadi tidak hanya saat kedaruratan saja, tapi pra bencana juga. Di Nglegok juga sudah ada EWS yang terpasang. Jadi sarpras sudah siap untuk penanggulangan bencana,” beber dia.

Hartoko berharap adanya desa tangguh bencana yang digagas BPBD Karanganyar itu bisa membuat warga mampu lebih memanajemen bencana agar tidak terjadi dengan langkah antisipasi yang tepat. “Kami tentu berharap tidak ada bencana. Tapi kalaupun nanti ada, setidaknya masyarakat bisa menyelamatkan diri dulu utamanya dan kemudian menyelamatkan warga lainnya,” jelas dia.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya