SOLOPOS.COM - Pintu menuju Punden Donoloyo. (smasejahteraprigen.sch.id)

Solopos.com, WONOGIRI — Kisah Ki Ageng Donoloyo menjadi cerita rakyat yang familier di tengah masyarakat di Wonogiri. Cerita yang sudah melegenda itu sedang digarap menjadi sebuah film oleh Imam Santoso, seorang sutradara lokal asal Purwantoro, Wonogiri.

Cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo bisa menjadi contoh baik dalam menjaga alam. Ki Ageng Donoloyo merupakan seorang tokoh legenda yang dipercaya menumbuhkan Hutan Donoloyo di Slogohimo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sehingga, populernya Alas Donoloyo dinilai erat hubungannya dengan Ki Ageng Donoloyo. Petilasan Ki Ageng Donoloyo sendiri terletak di Alas Donoloyo.
Sutradara lokal asal Purwantoro, Wonogiri, Imam Santoso, saat ini sedang sibuk menggarap film yang bercerita tokoh Ki Ageng Donoloyo. Film yang diperkirakan tayang pertengahan Agustus 2022 mendatang tersebut melibatkan 100 orang.

Film tersebut merupakan visualisasi cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo yang memberikan kayu jati kepada Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Gunung Jati untuk dijadikan Soko Guru masjid Agung Demak. Ki Ageng Donoloyo merupakan seorang tokoh legenda yang dipercaya menumbuhkan Hutan Donoloyo di Slogohimo.

“Kami ingin mengangkat kisah Ki Ageng Donoloyo karena berkat beliau, hutan jati Donoloyo masih terlindungi sampai sekarang. Mungkin kalau dulu tidak dikemas dengan kisah-kisah [Ki Ageng Donoloyo], hutan jati itu sudah habis” ujar Imam saat ditemui Solopos.com di Purwantoro, Senin (13/6/2022).

Baca Juga: Jati Keramat Wonogiri Ditawar Rp1 Miliar, Terkait dengan Alas Donoloyo?

Dalam film ini akan ditampilkan bagaimana Ki Ageng Donoloyo mempersilakan para sunan menyebarkan agama Islam. Padahal saat itu, Ki Ageng Donloyo belum memeluk Islam.

Ki Ageng Donolyo hanya berpesan, dalam menyebarkan agama tidak boleh merusak nilai budaya dan tradisi Jawa yang sudah berjalan. Hal itu menandakan Ki Ageng Donoloyo sebagai orang yang toleran.

“Nilai-nilai itulah yang ingin kami sampaikan kepada khalayak. Tetapi film ini tidak akan menyinggung isu SARA. Fokus kami pada nilai toleransi dan cara penyebaran agama itu. Jangan sampai penyebaran agama justru mengubah atau menghilangkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang baik,” kata pria yang juga produser di film ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya