SOLOPOS.COM - Umat Tri Darma dari berbagai kelenteng di Tanah Air melintasi Alun-Alun Kudus, Jawa Tengah untuk memeriahkan kirab menyambut perayaan Bwee Gee atau Hari Berterima Kasih kepada Dewa Bumi, Minggu (5/1/2020). (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, KUDUS — Umat Tri Dharma dari berbagai daerah di Tanah Air, Minggu (5/1/2020), mendatangi Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Hok Hien Bio di Jl. Ahmad Yani, Kudus, Jawa Tengah. Mereka ke kelenteng itu untuk merayakan Bwee Gee atau Hari Berterima Kasih kepada Dewa Bumi.

Perayaan Bwee Gee yang dipusatkan di Kudus itu cukup meriah karena diikuti ratusan umat Tri Darma dari 53 kelenteng di Tanah Air. Hujan deras yang sempat mengguyur Kota Kudus tidak mengendurkan semangat mereka untuk melakukan kirab, meskipun sejumlah peserta harus mengusung tandu berisi arca dewa dengan bobot yang tidak ringan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Panitia Perayaan Bwee Gwee Kudus Liong Kok Tjun menjelaskan perayaan Bwee Gee yang dimeriahkan dengan kirab arca dewa di Kudus dimulai sejak 2006, mendapat dukungan dari berbagai kelenteng di Tanah Air. Awalnya terdapat 60 kelenteng yang siap memeriahkan, namun ada tiga kelenteng dari Jakarta yang batal ikut karena daerah mereka kebanjiran, sedangkan empat kelenteng lainnya hanya mengikuti ritual keagamaan, sehingga yang benar-benar ikut kirab 53 kelenteng.

Kirab Bwee Gee itu adalah bentuk terima kasih umat kepada Dewa Bumi (Ho Tik Tjing Sien) yang telah menjaga dan memelihara alam semesta serta memberikan rejeki melimpah. "Bwee Gwee mempunyai arti yang luas, tidak hanya untuk umat Tri Darma, melainkan untuk masyarakat pada umumnya," ujarnya.

Ia menganggap tahun ini merupakan tahun kebangkitan Indonesia karena pemerintah benar-benar mengayomi masyarakat sehingga tercipta situasi wilayah yang tetap aman, damai, dan tenteram. Sikap toleransi antarumat beragama, kata dia, juga semakin baik sehingga tercipta kerukunan antarumat beragama.

Pada 2020, dia optimitis bahwa negara bisa membangun lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Iring-iringan kirab Bwee Gee yang dimulai pukul 10.30 WIB itu dinantikan warga yang memadati sepanjang tepi jalan yang menjadi rute kirab.

Daya tarik acara di klenteng Kudus tersebut, selain adanya arak-arakan kiem sien atau arca suci, juga dimeraihkan dengan pertunjukan liong dan barongsai, serta ritual tang sien (menyakiti diri) yang diperankan umat Tri Darma dari salah satu kelenteng.

Berdasarkan sejarahnya, Bwee Gee muncul dalam tradisi masyarakat Tionghoa karena rasa terima kasih mereka kepada seorang pejabat negara (kepala pajak) yang jujur, bersih, dan bijaksana, bernama Hok Tik Cing Sien. Oleh karena kebijaksanaannya, rakyat menghormati dan mencintainya.

Atas kebijaksanaan dan kejujurannya, Hok Tik Cing Sien diangkat Dhi Kong/Tuhan Yang Maha Esa menjadi Dho Tee Kong atau Dewa Bumi dengan tugas menjaga dan memelihara alam sekitar. Oleh karena itu, setiap menjelang Imlek, Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Hien Bio Kudus menggelar perayaan Bwee Gee sebagai ungkapan terima kasih atas karunia Dewa Bumi dalam menjaga alam sekitar sepanjang tahun.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya