SOLOPOS.COM - Miniatur rumah mikro terpajang di Paseban, Bayat, Klaten, Kamis (23/7/2020), dalam rangkaian Biennale Bank Sampah 2020. (Solopos.com-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Para seniman muda di Kabupaten Klaten menyulap limbah dan sampah menjadi barang bernilai seni tinggi.

Menggunakan limbah dan sampah berupa arang, kertas bekas di percetakan, dan kapur sirih alias injet, seniman muda asal Klaten, Temanku Lima Benua alias Liben, membuat lukisan bernilai seni.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berlokasi di Ruang Bersama, Dukuh Mogok, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Liben melukis sejumlah tokoh dunia, nasional, hingga para pejabat teras Pemkab Klaten.

Di tangan Liben, Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un "dipaksa" menaati protokol pencegahan Covid-19 dengan memakai masker. Demikian pula sosok dalam lukisan Monalisa bikinan Leonardo Da Vinci diubah menjadi mengenakan masker.

Di Klaten Ada Mi Spider, Enggak Bikin Cowok Minder & Enggak Bikin Kantong Keder

Di sudut lainnya, terdapat wayang dari limbah kaleng bekas. Lukisan tokoh kartun, manusia, hingga malaikat juga berbahan dasar sampah. Hal itu seperti tutup botol bekas dan lainnya.

Tak jauh dari ruang pameran utama itu juga terdapat karya seni lainnya, yakni hewan berkaki empat dari kaleng bekas dan penari balet dari limbah besi bekas.

Tak kalah menariknya, di lokasi tersebut juga terdapat rumah mikro. Rumah ini terbuat dari besi bekas, seng berkas, kardus bekas, dan lainnya. Ukuran rumah bervariasi dari 2 meter X 4 meter dan 3 meter X 6 meter.

Dianggap Berjasa saat Pandemi, Ketua RT/RW di Klaten Bakal Dapat Bantuan Sembako

Rumah mikro ini didesain khusus bagi orang yang belum memiliki rumah. Berbekal memanfaatkan barang bekas, rangkaian besi, seng, dan barang bekas lainnya dapat disulap menjadi rumah mikro berlantai dua. Total anggaran yang dibutuhkan pun sangat minimalis, yakni Rp5 juta.

Seperti itulah gambaran pameran kegiatan bertajuk Biennale Bank Sampah Mindset 2020 di Ruang Bersama di Paseban, Bayat, Kamis-Kamis (23-30/7/2020).

Pengunjung Dibatasi

Kegiatan itu dibuka langsung Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Klaten, Wahyu Prasetyo. Pameran lukisan dan produk seni lainnya merupakan kali pertama pameran yang digelar di tengah pandemi Covid-19.

Tak heran, pengunjung dibatasi 50 orang. Pengunjung pun diwajibkan mengenakan masker, dan lainnya.

Para pecinta seni juga dapat melihat pembukaan Biennale Bank Sampah Mindset 2020 secara virtual, yakni channel You Tube Pengurangan Sampah Klaten. Saat pembukaan, acara dimeriahkan dalang cilik, penari cilik, dan lainnya.

Klaten Siapkan Tempat Isolasi Nonrumah Sakit, Salah Satunya Hotel Ini

Biennale Bank Sampah Mindset 2020 terdapat tiga program utama berupa pameran, baik dua dimensi dan tiga dimensi.

Selanjutnya program publik, berupa workshop membikin wayang, membikin rumah mikro, mengoptimalkan barang limbah menjadi lukisan. Program terakhir, yakni program pendukung yang berupa performing art. Total karya seni yang dipajang di lokasi itu mencapai 200-an karya.

"Di tengah Covid-19, satu-satunya kendala menggelar kegiatan ini, yakni tidak bisa mendatangkan teman-teman [seniman] dari jauh. Intinya di kegiatan ini, ingin mengajak semuanya mengubah pola pikir masyarakat terkait sampah," kata Liben, saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan Biennale Bank Sampah 2020 di Paseban, Bayat, Klaten, Kamis.

"Di sini, ada juga rumah mikro. Rumah ini berbahan besi bekas, seng bekas, dan lainnya yang serba bekas. Harga membikinnya senilai Rp5 juta. Ini cocok bagi mereka yang penghasilannya di bawah Rp50.000 per hari. Rumah mikro ini segera kami launching. Ini persembahan bagi mereka yang tak punya rumah," lanut dia.

Perlu Dibangun Sejak Dini

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Klaten, Wahyu Prasetyo, mengapresiasi kegiatan tersebut. Perilaku masyarakat dalam melihat sampah perlu dibangun sejak dini termasuk memanfaatkannya dengan pendekatan seni.

"Sampah sering menjadi masalah. Dari mengotori sungai hingga menimbulkan konflik sosial. Hal itu enggak boleh terjadi di Klaten. Sehingga sikap peduli terhadap kebersihan perlu terus dilakukan," katanya.

Hibur Warga saat Pandemi, Pemdes Demakijo Klaten Buka Jalur Lampion

Hal senada dijelaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Klaten, Srihadi. Menurut dia, generasi Z atau generasi milenial diminta proaktif dalam penanganan sampah.

"Kegiatan ini membuktikan sampah tak hanya dibuang. Tapi bisa dijadikan sebagai sumber daya yang baru [bernilai seni tinggi]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya