SOLOPOS.COM - Pengunjung memilah-milah jeruk matang di pohon di Kebun Jeruk Butuh, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Sabtu (10/7/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN —  Spanduk bertulisan “Kebun Jeruk Butuh, Cemeng, Sambungmacan, Sragen,” terpasang di depan rumah Muh. Kanafi, 45, di Dukuh Butuh RT 005/RW 001, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.

Ya, di samping rumah berdinding batu bata yang dihuni Kanafi bersama istri dan kedua anaknya itu terdapat kebun jeruk. Kebun seluas 3.000 m2 ditanami sebanyak 210 pohon jeruk yang berbuah sepanjang tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada pintu masuk kebun di depan teras rumah Kanafi tertulis tarif masuk untuk dewasa Rp10.000/orang dan anak-anak Rp5.000/orang. Kebun jeruk itu dibuka umum pada setiap Sabtu dan Minggu. Di pintu tersedia kantong plastik untuk wadah jeruk yang dipetik.

Baca juga: Kisah Dukuh Butuh Sragen, Ada Kandang Buaya dan Terowongan Kalijaga

Ekspedisi Mudik 2024

“Selama di dalam kebun boleh makan jeruk sepuasnya. Kalau mau dibawa pulang maka bisa dengan menimbang jeruk itu. Setiap satu kilogram dijual dengan harga Rp10.000,” kata Kanafi, pemilik kebun jeruk itu, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (10/7/2021).

Kanafi merintis kebun jeruk itu pada enam tahun lalu, tepatnya pada 2015. Ia memiliki ide tanam jeruk setelah belajar dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang merupakan lumbung jeruk.

Tujuan awal, Kanafi menanam jeruk itu untuk diperdagangkan ke pasar karena Kanafi seorang pedagang buah keliling. Biasanya Kanafi keliling jualan buah sampai ke Pasar Galeh Tangen, Pasar Sanggrahan, dan keliling antarkampung.

Baca juga: Oksigen Langka, 2 Tabung Digilir 7 Pasien di Puskesmas Masaran 2 Sragen

“Dulu waktu awal-awal menanam banyak warga yang meragukan hasilnya. Sekarang setelah mengetahui hasilnya, para warga baru percaya prospeknya. Lahan sawah ini semula ditanami padi. Kemudian saya ubah dan saya tanami jeruk. Setelah 2,5 tahun baru bisa berbuah dan panen. Saat itu, panen awal saya jual untuk jeruk wedang. Baru pada panen kedua, sekitar 2018 mulai saya ambil untuk buah,” ujar Kanafi.

Pada panen kedua itulah, Kanafi bisa balik modal. Dia menyebut modal awal dan pemeliharaan selama tiga tahun itu menghabiskan biaya sampai Rp20 juta-Rp25 juta.

Balik Modal

Pada panen 2018 itulah, Kanafi sudah balik modal sehingga untuk panen pada tahun keempat, kelima, dan keenam tinggal menuai hasilnya.

“Dalam setahun itu bisa panen dua kali. Saya membuka kebun jeruk ini mulai 2018 itu dan saya promosikan lewat Facebook. Alhamdulillah pengunjungnya banyak. Selama pandemi 2020, saya tidak mengunggah ke Facebook tetapi masih banyak pengunjung pada Sabtu dan Minggu. Rata-rata pengunjung keluarga,” ujarnya.

Kebun jeruk Kanafi itu pun dilirik desa untuk dikembangkan sebagai ikon desa Cemeng. Kanafi pun sering menerima pesanan dari para warga yang menggelar hajatan untuk buah.

Baca juga: Sejarah Kelam Pabrik Gula di Jawa, 256 Buruh Tewas karena Kecelakaan Kerja

Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cemeng, Sumarsono, melihat kebun jeruk itu cukup potensial untuk dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Cemeng yang selama ini bergerak dengan berjualan sembako.

Dia mengatakan kebun jeruk itu dikembangkan dengan disinergikan dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sehingga menjadi pusat wisata jeruk di Sragen.

Pendamping Desa Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Eko Mulyono, juga mendorong supaya peluang kebun jeruk itu bisa ditangkap desa untuk memberdayakan masyarakat Desa Cemeng.

Baca juga: Terungkap! Ini Perguruan Silat yang Lakukan Konvoi saat PPKM Darurat di Sragen

Dia menyampaikan Dukuh Butuh itu bisa dikelola menjadi Kampung Jeruk karena hanya wilayah satu RT sehingga mudah dalam pengembangannya.

“Orientasi ke depan itu lebih pada pemberdayaan masyarakat dengan mengangkat potensi lokal. Jeruk ini bisa menjadi ikon wisata di Cemeng. Arah ke depan dalam pengelolaan dana desa itu lebih pada pemberdayaan, bukan lagi pembangunan fisik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya