SOLOPOS.COM - Potongan gambar saat Cak Nun mengisi pengajian di Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (10/4/2022) malam. (Youtube PDI Perjuangan)

Solopos.com, JAKARTA — Budayawan sekaligus cendikiawan muslim, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) mengisi acara pengajian yang diselenggarakan DPP PDIP di aula Masjid At-Taufiq Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (10/4/2022) malam.

Dalam kesempatan tersebut Cak Nun berbicara banyak hal terkait permasalahan bangsa. Salah satunya tentang kepemimpinan nasional. Menurut Cak Nun, pemimpin yang tidak berhasil tidak layak diberi kesempatan memimpin lagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan tersebut seolah menyindir tentang wacana jabatan Presiden Jokowi tiga periode yang kini ramai menjadi perbincangan nasional.

Acara pengajian tersebut diunggah di kanal Youtube PDI Perjuangan dan dikutip Solopos.com, Senin (11/4/2022) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Video Lawas Cak Nun: Jangan Salahkan Mbak Mega

“Kalau Indonesia tidak menjadi super power berarti pemimpinnya yang salah. Kalau Indonesia tidak bisa lebih makmur dari negara-negara yang makmur berarti ada yang salah dengan kepemimpinan nasional. Maka mulai sekarang kalian harus cerdas menentukan pemimpin kalian. Kalau dua kali gak bisa jangan sampai tiga kali,” tandas Cak Nun disambut tepuk tangan peserta pengajian yang kebanyakan kader PDIP.

Dalam acara yang digelar DPP PDIP, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak hadir. Yang hadir di acara hanyalah sang anak, Puan Maharani dan sejumlah pengurus teras DPP PDIP.

Cak Nun menjelaskan, Indonesia adalah pusat kemakmuran dunia. Berbagai hal yang terjadi di Indonesia di masa lampau, kata dia, menunjukkan Indonesia adalah pusatnya kemakmuran dunia.

“Bilang pada Rusia, bilang pada China, bilang pada Amerika, dan semua yang merasa negara-negara super power, ‘kalian boleh mentang-mentang hari ini tapi akan datang suatu masa Indonesia yang akan memimpin kemakmuran dunia,” tegas Cak Nun, kembali disambut tepuk tangan massa.

Baca Juga: Pernyataan Mega Soal Ibu-Ibu Antre Migor Dilawan Video Lawas Cak Nun

Suami Novia Kolopaking itu lantas mencontohkan kemegahan Candi Borobudur yang dibangun di abad ke-7 Masehi. Menurutnya, setiap lekuk bangunan candi menunjukkan kehebatan nusantara di masa itu yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain di dunia.

“Kalian tahu di bagian atas Candi Borobudur ada antena yang namanya Cakra. Cakra itu antena untuk menyerap rezeki Allah, alam semesta dan langit. Dan antena untuk kemakmuran itu ada di Indonesia,” katanya.

Meskipun Megawati tidak hadir, Cak Nun justru memuji putri Presiden pertama RI Sukarno itu. Ia juga menegaskan tidak ada permusuhan antara dirinya dengan Mega. Cak Nun juga menyadari di media sosial banyak warganet yang mempertentangkan antara dirinya dengan istri mendiang Taufiq Kiemas itu.

Baca Juga: Geger Cak Nun Ngaku Disantet, Organ Tubuhnya Hitam dan Divonis Usianya Tinggal 3,5 Bulan

“Yang paling saya kagumi acara ini berlangsung karena kebesaran jiwanya Bu Mega. Sama setan saya tidak dipermusuhkan. Padahal saya musuhan benar sama setan. Saya dipermusuhkan dengan orang-orang yang saya sayangi dan cintai. Dan Bu Mega tidak terpengaruh sedikit pun oleh permusuhan itu. Bu Mega tidak punya rasa marah kepada saya, benci kepada saya. Saya tidak menjilat Bu Mega. Ini tentang keindonesiaan. Saya berbicara kebinekaaan dan keindonesiaan di manapun berada,” kata Cak Nun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya