SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi saat menghadiri APEC Bussiness Advisory Council (ABAC) Dialogue dengan para kepala negara anggota APEC di Furama Resort, Da Nang, Viet Nam, Jumat (10/11/2017). (Setkab.go.id)

Presiden Jokowi memanfaatkan forum Pemimpin Ekonomi APEC untuk berbicara tentang potensi ekonomi digital Indonesia

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (11/11/2017), menghadiri sesi pertama Pertemuan ke-25 Pemimpin Ekonomi APEC di Da Nang, Viet Nam. Sesi tersebut mengusung tema Innovative Growth, Inclusion, and Suistainable Employment in The Digital Age.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Berdasarkan siaran resmi, pertemuan itu diawali pidato Managing Director IMF Christine Lagarde tentang situasi perekonomian dan keuangan dunia saat ini serta prediksi pada tahun-tahun mendatang. Dalam forum tersebut, Presiden Jokowi yang menjadi pembicara kelima setelah Presiden Vietnam Tran Dai Quang selaku tuan rumah, Presiden AS Donald Trump, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan PM Kanada Justin Trudeau.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyatakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang. Mengingat saat ini terdapat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna gawai di seluruh Tanah Air.

Ekspedisi Mudik 2024

Potensi tersebut diyakini Presiden Jokowi dapat mendatangkan kesempatan baru bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pola bisnis sebelumnya dan usaha kecil menengah (UKM).

Meski demikian, ia mengajak seluruh pemimpin negara untuk tetap waspada menghadapi perubahan digital ekonomi yang sangat cepat. Menurutnya, digital ekonomi tidak hanya menciptakan innovative growth namun juga membawa dampak disruptif terhadap kondisi yang sudah mapan sebelumnya.

“Pemerintah harus mengambil posisi yang tepat dalam memfasilitasi transformasi yang tidak selalu mulus dengan tetap memprioritaskan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan penciptaan kesempatan kerja yang produktif,” ujar Jokowi.

Namun langkah tersebut tidaklah mudah. Dibutuhkan pemikiran dan terobosan yang kreatif dari para pengambil kebijakan agar kebijakan tidak hanya seperti biasanya. Oleh karena itu, Indonesia mendorong APEC memastikan digital ekonomi berjalan sesuai dengan harapan.

“Saya mendorong APEC untuk turut memastikan bahwa digital ekonomi mendatangkan keuntungan bagi rakyat dan meningkatkan inklusivitas,” kata Presiden.

Selain itu, Indonesia juga mendorong APEC untuk segera mempercepat realisasi Bogor Goals agar manfaat globalisasi dapat dirasakan oleh rakyat. “Realisasi Bogor Goals yang sejalan dengan Agenda Pembangunan harus dipercepat,” ujar Presiden Jokowi.

Secara umum para pemimpin APEC melihat dunia masih menghadapi berbagai tantangan dengan dampak yang nyata, seperti terorisme dan perubahan iklim. PM Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dapat mendatangkan keuntungan bagi rakyat. Oleh karenanya, inklusi ekonomi dan sosial merupakan hal penting.

Sementara itu, PM Kanada Justin Trudeau mengingatkan pentingnya perhatian terhadap perempuan dan anak. “Yang juga perlu mendapat tempat adalah perhatian terhadap perempuan dan anak,” kata PM Trudeau.

“Terdapat keyakinan bahwa APEC memiliki kemampuan untuk terus memainkan peran pentingnya di era digital,” ungkap Presiden Viet Nam Tran Dai Quang sebagai penutup diskusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya