SOLOPOS.COM - KPH Notonegoro (kiri) belajar beragam tata cara adat dari sejumlah abdi dalem Kawedanan Hageng Punokawan Krido Mardowo (bidang Kebudayaan) di Bangsal Sri Katon, komplek Bangsal Kasatriyan, Keraton Ngayogyakarta, Minggu (20/10/2013). Hari ini rangkaian pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro akan dimulai dengan tradisi Nyantri, Siraman, Majang Pasareyan, Tarub, & Bleketepe dan Tantingan serta Midodareni. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA–Prosesi Dhaup Ageng akan dimulai pagi ini, Senin (21/10/2013) mulai pukul 09.00 WIB. Prosesi pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro diawali dengan penjemputan pengantin laki-laki yang menginap di ndalem Mangkubumen. Pengantin kemudian akan dibawa menuju ke kraton.

Penjemputan ini dilakukan oleh utusan Sultan, yakni Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat dan KRT Yudohadiningrat dengan menggunakan tiga kereta. Kereta akan melalui Pasar Ngasem, Magangan, lalu Bangsal Kasatrian. Di bangsal Kasatrian, Notonegoro nyantri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah itu, Hayu dan  Notonegoro akan menjalani ritual siraman di tempat terpisah. Hayu di Keputren dan Notonegoro di Kasatriyan.

Setelah siraman, Hayu menjalani upacara kecil, yaitu pengerikan anak rambut pada dahi dan sekaligus meriasnya. Pada
pukul 18.30 WIB, Hayu menjalani tantingan dihadapan ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tantingan merupakan prosesi penegasan Sultan kepada putrinya apakah bersedia menikah dengan calon menantunya. Calon pengantin kemudian menjalani malam midodareni. Pengantin tidak boleh tidur sebelum pukul 00.15 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya