SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pelaksanaan Dhahar Kembul. (Istimewa/vredeburg.id)

Solopos.com, KLATEN — Hari Kemerdekaan Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Hari spesial bagi seluruh rakyat Indonesia itu dirayakan dengan cara masing-masing, seperti mengadakan lomba 17-an, jalan sehat, tirakatan, dan lainnya.

Warga Candirejo, Kelurahan Tonggalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah merayakan hari kemerdekaan Indonesia dengan mengadakan Dhahar Kembul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir dari skripsi berjudul Pemaknaan simbol-simbol budaya dalam perayaan Kemerdekaan Indonesia (Studi Kasus di Desa Candirejo, Kelurahan Tonggalan, Kabupaten Klaten) yang ditulis oleh Riska Aryani Damayanti pada 2017, Dhahar Kembul diadakan di akhir perayaan kemerdekaan.

Dhahar Kembul dilaksanakan tepat 17 Agustus pukul 16.00 WIB di sepanjang Gang Semongko, Candirejo. Selain Dhahar Kembul, warga Candirejo juga merayakan hari kemerdekaan dengan acara lain, seperti jalan sehat, mengadakan perlombaan, tirakatan, mengibarkan bendera Merah Putih, dan memasang umbul-umbul.

Dhahar Kembul dimaknai sebagai wujud rasa syukur dapat merayakan kemerdekaan secara keseluruhan dimulai dari lomba, kerja bakti, pemasangan umbul-umbul dan bendera Merah Putih, jalan sehat, tirakatan, dan puncaknya Dhahar Kembul.

Baca Juga: Tertembus Peluru Militer Belanda, 2 Pejuang RI Ini Gugur di Klaten

Dhahar Kembul berarti makan bersama, yaitu masyarakat akan berkumpul dan makan di waktu dan tempat yang sama. Berbeda dengan kembulan, masyarakat tidak makan di piring yang sama.

Masyarakat hanya perlu berkumpul dan makan secara bersamaan. Makanan dan minuman yang dibawa oleh warga nantinya ditukarkan dengan makanan dan minuman milik warga lain.

Dhahar Kembul mulai dilaksanakan tahun 1970 tepat setelah gerakan G30S PKI. Budaya ini bermula dari rembuk warga yang terdiri dari ketua RW, ketua RT, pengurus kampung lainnya, dan sesepuh di Candirejo.

Baca Juga: Dusun Turunan Cawas Klaten, Tempat Singgah Gerilyawan di Masa Revolusi

Ketua RW yang menjabat saat itu, yaitu Tamadi, tokoh sesepuh Candirejo Mbah Kaji dan pengurus lainnya berembuk menjadikan Candirejo sebagai daerah yang bebas dari paham komunisme. Dengan begitu, masyarakat terdidik menjadi masyarakat agama sesuai keyakinan masing-masing.

Selain itu, untuk menghindari isu banyaknya masyarakat yang terlibat maupun menjadi anggota PKI. Mereka kemudian menyampaikan hasil musyawarah kepada warga desa.

Isi hasil musyawarah tersebut adalah budaya Dhahar Kembul akan dilaksanakan setiap tanggal 17 Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya