SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona (Covid-19). (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO -- Dewan Pengawas RSUD dr Moewardi (RSDM) Solo, Reviono, menyayangkan lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil tes swab pasien dalam pengawasan atau PDP corona.

Reviono menyebut hal itu menjadi salah satu penyebab ruang isolasi rumah sakit rujukan corona penuh. PDP yang dirawat di RS harus menunggu di ruang isolasi sampai hasil swab-nya keluar.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Pasien tersebut baru bisa dipindahkan ke ruang nonisolasi apabila hasil swab-nya negatif. Di sisi lain, pasien baru terus berdatangan setiap harinya.

Ada Wabah Corona, 6 Pasangan Tak Resmi Ini Malah Asyik Indehoi di Hotel Karanganyar

“Saat ini jumlahnya ada 13-14 orang. Tapi silih berganti. Kalau ada yang hasil swab-nya negatif langsung digeser ke ruang nonisolasi. Ruang isolasi dipakai PDP baru,” tutur dia kepada Solopos.com, Senin (6/4/2020).

Reviono mengatakan hasil tes swab PCR (polymerase chain reaction) PDP corona yang sudah meninggal dan dimakamkan pun sebagian belum diketahui sampai saat ini.

Butuh 7-10 Hari

Reviono menjelaskan saat ini hasil tes swab pasien corona baru bisa diketahui 7-10 hari setelah pengiriman. Jangka waktu itu lebih panjang dibanding beberapa pekan lalu yang keluar 3-4 hari setelah pengiriman.

Diduga Terkait Corona, Jenazah Ditolak Dimakamkan di Sangkrah Solo

Kendati begitu, setiap PDP sudah diperlakukan dengan protokol Covid-19, termasuk keluarganya yang ditetapkan menjadi orang dalam pemantauan (ODP).

Hasil tes swab pasien yang terlalu lama itu menjadi kendala dalam penanganan kasus corona selama ini. Karena itulah, Reviono mengusulkan agar Solo memiliki laboratorium sendiri untuk tes swab corona.

“Makanya kami ingin agar Solo punya laboratorium yang bisa mengetes swab PCR sendiri,” ungkap Reviono.

PDP Corona Asal Mojolaban Sukoharjo Meninggal Dunia

Salah satu laboratorium yang diajukan untuk tes swab pasien corona adalah milik RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

“Tapi [di UNS], alatnya kami belum punya, keamanan laboratoriumnya belum terpenuhi. Kalau bisa selesai di situ, kami enggak kesulitan dan lebih cepat hasil swab-nya. Jadi enggak terlalu lama menunggu,” tutup Reviono.

Dalam laboratorium itu, level keselamatan biologi atau biosafety level yang dibutuhkan minimal 2+.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya