SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Guna menyelamatkan PSIM dari krisis finansial, muncul wacana merger dengan klub lain. Wacana ini diutarakan oleh Media Director PSIM Ajiek Tarmidzi.

Pria yang kerap melontarkan wacana-wacana kontroversial ini mengakui, merger adalah salah satu langkah yang cukup logis untuk menyelamatkan PSIM di musim kompetisi mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memang, dengan masalah krisis finansial yang tengah melilit ditambah dengan sulitnya mendapat kepercayaan sponsor lantaran rendahnya nilai jual PSIM, diharapkan merger bisa memberikan sedikit angin segar bagi PSIM.

Salah satu klub yang dibidik oleh pengusaha event organizer di Jogja ini adalah PSS Sleman. Menurut dia, hal ini cukup masuk akal, selain mengingat PSIM dan PSS berlaga di kasta yang sama, yakni divisi utama meski di bawah naungan induk yang berbeda, manajemen PSIM memang memiliki kedekatan secara emosional dengan PSS Sleman.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengakui, rencana merger itu sendiri pada dasarnya selaras dengan keinginan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menginginkan sepakbola Jogja ini bersatu dan memiliki satu klub tangguh yang bisa bicara banyak di kancah nasional.

Dengan mengikuti ujaran Ngarso Dalem itu, ia berharap dukungan dari pemerintah provinsi pun nantinya pun akan mengalir. “Ya harapannya, dukungan itu salah satunya memang dalam bentuk dana,” ucapnya.

Diakuinya, dengan diterbitkannya Permendagri Nomor 1/2011 yang melarang pendanaan sepakbola profesional dari APBD, praktis membuat klub bermodal cekak pun kebingungan mencari sumber pendanaan. Begitu juga dengan kepengurusan yang dinilainya juga sulit lantaran tak banyak orang yang mau menjadi pengurus klub profesional saat ini.

Ditambah dengan kondisi karut marutnya persepakbolaan Indonesia, membuat mereka semakin kesulitan, termasuk untuk mendatangkan sponsor. “Jika didukung oleh Pemprov yang saat ini memang tengah berada pada euforia Keistimewaan, kami berharap banyak,” ucapnya.

Ajiek mengakui, dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 13/2012 tentang Keistimewaan (UUK) memang merupakan momentum yang tepat untuk mewacanakan merger dengan PSS Sleman dan menyatukan sepakbola Jogja.

Selain itu, secara pribadi, ia juga menilai dengan adanya merger, diharapkannya bisa meningkatkan jumlah pendapatan dari sektor penonton. “Tentunya, kalau dimerger, kan penontonnya semakin banyak,” akunya.

Terlebih dengan kondisi Stadion Mandala Krida yang tidak cukup relevan juga menjadi alasan, merger dengan PSS adalah solusi cukup realistis.

Menjadi satu

Salah satu Dewan Pembina PSIM Tri Agus Heryono mengaku sepakat jika PSIM dan PSS melakukan merger. Bahkan ia akan sangat mendukung jika nantinya klub sepakbola Jogja ini kembali bersatu.”Dulu, yang namanya sepakbola Mataram itu hanya satu,” ucapnya ketika ditemui Harian Jogja.

Menurut pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai notaris itu, dengan UUK, seharusnya sepakbola Jogja dikembalikan kepada khittahnya, yakni sepakbola Mataram.

Oleh sebab itu, langkah strategis yang harus segera dilakukan oleh manajemen adalah melakukan sowan kepada Gubernur untuk membahas hal ini. Pasalnya, hal ini dimaksudkan agar bisa melakukan pendekatan untuk memaksimalkan pos anggaran pada dana keistimewaan.

Selain itu, ia juga berharap kepada pihak Pengprov untuk segera menggelar sarasehan yang melibatkan Pengcab se-DIY. “Sehingga wacana ini bisa segera disosialisasikan. Saya rasa, semua pasti mendukung, apalagi dengan kondisi finansial seperti sekarang ini,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya