SOLOPOS.COM - Sudarto mengangkat kain batik motif klasik yang selesai diberi pewarnaan di Batik Sri Kuncoro, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (17/7). Selama bulan Ramadhan permintaan batik tulis klasik dengan pewarnaan dari bahan alam meningkat hingga 50 persen karena dicari konsumen sebagai bahan pakaian untuk Hari Raya Idul Fitri mendatang. Satu batik tulis membutuhkan waktu penyelesaian dari 2 minggu - 2 bulan dan dijual dari harga Rp 150.000 - Rp 2.000.000 sesuai motif dan warna.

Harianjogja.com, SLEMAN World Craft Council (WCC) atau Dewan Kerajinan Dunia saat ini sedang menyeleksi sejumlah kota untuk dinobatkan sebagai Kota Batik Klasik. Jogja menjadi salah satu kota yang diseleksi.

Wakil Presiden WCC wilayah Asia, Edrix Wong mengatakan bahwa riset dan seleksi sudah dilakukan sejak bulan Maret lalu. Dia menjelaskan, identifikasi dan seleksi kota klasik batik dilakukan dengan melihat sejumlah factor, misalnya sejarah, perkembangan industri, ekonomi dan sosial.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

“Jogja sebenarnya sangat cocok sebagai craft of batik. Tapi keputusannya akan kami umumkan pada Oktober mendatang setelah rapat,” kata Edrix di Ruang Kencana Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, Sabtu (23/8/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Edrix menambahkan seleksi ini tidak hanya di Indonesia saja melainkan di sejumlah Kota di Asia. Jogja akan menjalani diseleksi WCC untuk menjadi Kota Batik mulai Sabtu (23/8) hingga Senin (25/8/2014)

GKR Hemas berencana mengajak seluruh tamu dari WCC untuk melihat batik di DIY. Tidak hanya sekadar batik yang sudah jadi, istri Sultan HB X itu juga akan memperlihatkan pada mereka bagaimana batik itu dibuat.

“Kami akan ajak para tamu ini untuk melihat batik yang paling klasik hingga yang modern di DIY. Juga proses penulisan atau pelukisan batik di beberapa perajin masih berjalan hingga kini,” ujar GKR Hemas disela-sela acara.

Ketua Paguyuban Sekar Jagad, Larasati Suliantoro mengatakan produksi batik tulis di DIY berbeda dengan di luar negeri atau kota lainnya. Sebab bahan saf warna untuk batik hanya bisa ditemukan di daerah tropis.

“SAF warna untuk tulis yang asli itu ada di DIY . Jadi sebenarnya DIY adalah kota klasik batik di dunia. Nanti akan kita ajak jalan para anggota WCC melihat bagaimana batik di DIY. Mulai dari yang tulis hingga cap, bahkan tulis yang paling klasik sekalipun masih ada di sini,” tambah Suliantoro.

Di sisi lain, Yayasan Batik Indonesia (YBI) menyatakan dukungannya pada Jogja sebagai kota klasik di dunia. Hal ini dikatakan Ketua YBI, Rahadi Ramelan saat mengikuti acara di Hotel Ambarukmo.

“YBI mendukung penuh Jogja sebagai kota batik klasik di dunia. Sejarah mencatat bahwa warga Jogja dan batik sudah menyatu satu sama lain. Jadi memang sudah sepantasnya Jogja memperoleh penghargaan itu nantinya,” kata Ramelan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya