SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, BOYOLALI–Tingkat deteksi terhadap penderita penyakit tuberkolusis (TB) di Kabupaten Boyolali diakui masih rendah.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, 2011 lalu ditemukan kasus TB di Kota Susu sebanyak 182 penderita baru. Sedangkan 2012, ditemukan sekitar 176 penderita baru. Sementara hingga akhir Agustus ini, pihaknya baru menemukan sekitar 90 penderita baru.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Padahal menurut Kepala Dinkes Boyolali, Yulianto Prabowo, sesuai persentase penduduk di Kota Susu, perkiraan penderita TB lebih dari 300 orang. ”Masih banyak penderita yang enggan berobat, bahkan malu untuk berobat. Ini menjadi PR bagi kami untuk terus meningkatkan deteksi terhadap penderita TB,” ungkap Yulianto ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (30/8/2013).

Namun dari sisi upaya pengobatan terhadap para penderita TB di Boyolali, Yulianto menilai cukup baik, yakni mencapai angka 86 persen sembuh. Sisanya, sebagian tidak meneruskan pengobatan hingga tuntas ataupun pindah ke lain daerah.

Yulianto menjelaskan, TB merupakan salah satu jenis penyakit menular yang harus diwaspadai. Pengobatan pada penderita, lanjut dia, harus dilakukan hingga tuntas. Menyusul sejumlah kendala, utamanya terkait perilaku penderita yang masih malu berobat atau enggan berobat, pihaknya membentuk kader di setiap desa untuk menemukan suspek TB baru.

“Setiap desa sudah ada kader untuk deteksi penderita baru, sekarang diuji coba di 10 kecamatan di antaranya di Boyolali, Kemusu, Ngemplak, Wonosegoro, Ampel, dan Karanggede,” jelas dia.

Diharapkan dengan keberadaan para kader ini, deteksi dini penderita TB dapat semakin ditingkatkan. Sehingga para penderita dapat segera tertangani dan sembuh dari penyakit tersebut.

“Semakin banyak ditemukan penderita TB baru, akan semakin baik karena dapat segera diobati. Untuk itu, kami terus meningkatkan upaya deteksi penderita supaya dapat segera diobati,” katanya.

Yulianto mengaku tahapan pengobatan TB memakan waktu cukup lama, yakni selama enam bulan pengobatan hingga tuntas. Namun ditegaskan dia, pengobatan terhadap penderita TB tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.

Yulianto juga menerangkan ciri-ciri penyakit TB, di antaranya batuk lebih dari dua minggu dan tidak kunjung sembuh meski sudah diobati. Selain itu penderita juga mengalami keringat dingin terutama pada malam hari tanpa melakukan aktifitas. Penderita juga akan semakin kurus dan mengalami sindrom mudah terjangkit sakit. Sejauh ini para penderita TB lanjut dia, masih berusia produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya