SOLOPOS.COM - Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memberikan bantuan benih ikan dan bantuan hibah sarana dan prasarana perikanan di Balai Desa Mulur, Bendosari, Sukoharjo pada Senin (5/6/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memberikan bantuan benih ikan, sarana dan prasarana perikanan di Balai Desa Mulur, Bendosari, Sukoharjo pada Senin (5/6/2023). Dalam kesempatan itu Pemkab juga menggelar sosialisasi terkait destructive fishing yang membahayakan bagi ekosistem.

Luas wilayah pembudidayaan ikan di Kabupaten Sukoharjo mencapai 1.002 hektare. Lebih dari 90% di antaranya berupa perairan umum seperti waduk, embung, sungai dan genangan air lainnya. Oleh karenanya pengambilan ikan dengan cara yang tidak benar atau destructive fishing sangat berbahaya bagi keberlangsungan ketersediaan ikan di masa depan. Destructive fishing itu di antaranya dengan menyetrum atau menggunakan racun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan pengambilan ikan dengan cara yang salah akan ditindak tegas. Sudah ada undang-undang dan perda yang melarang soal pengambilan ikan tak ramah lingkungan. Selain itu mengganggu ekosistem perairan, destructive fishing juga bisa mengancam kesehatan manusia.

“Maka menurut kami perlu memberikan pemahaman destructive fishing atau mengambil ikan dengan cara yang tidak benar,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, dalam sambutannya mengatakan potensi perikanan di Kabupaten Makmur ini meliputi berbagai kegiatan. Di antaranya budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dengan jumlah pelaku usaha perikanan sebanyak 2.624 rumah tangga perikanan (RTP).

Komoditas perikanan yang berkembang  di antaranya lele, nila, gurami dan patin dengan total produksi sebesar 14.609,14 ton. Angka konsumsi ikan pada 2021 sebesar 22,55 kg/kapita/tahun, meningkat 2,26% di 2022 menjadi 23,06 kg/kapita/tahun. Angka tersebut menurutnya masih lebih rendah dari pencapaian Jawa Tengah sebesar 37,22 kg/kapita/tahun dan Nasional sebesar 56,48 kg/kapita/tahun. Pemkab, sambungnya, terus mendorong peningkatan angka konsumsi ikan tersebut.

Berbagai kebijakan telah ia lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan pelaku usaha perikanan. Di antaranya denan memberikan bantuan benih 85.000 ekor nila dan 20.000 ekor lele yang tersebar di 10 lokasi. Kemudian pemberian sarana dan prasarana perikanan kepada lima kelompok sasaran senilai Rp295 juta.

Ia berharap bantuan tersebut dapat mendorong dan memberikan stimulan kepada pelaku usaha perikanan untuk tetap melakukan budidaya ikan, menjaga dan meningkatkan jumlah produksi ikan.

Tak lupa ia juga mengimbau bagi penangkap ikan untuk melakukan penangkapan ikan menggunakan alat, bahan dan cara yang aman serta ramah lingkungan. Hal itu untuk menjaga kelestarian lingkungan demi keberlangsungan sumber daya alam.

Bupati juga meminta camat dan kepala desa untuk berperan aktif mengoptimalkan fungsi perairan umum wilayah masing-masing. Jangan membiarkan genangan air maupun kali mati menjadi kumuh, ditumbuhi tanaman liar yang kurang bermanfaat, bahkan menjadi sarang nyamuk.

“Jadikan perairan umum untuk penebaran ikan, pemancingan alam bahkan destinasi wisata. Serta mohon untuk  mendorong peran TP PKK dan KWT setempat dengan  memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk  peningkatan gizi keluarga,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya