SOLOPOS.COM - Sejumlah wisatawan dan warga mengunjungi Taman Sriwedari, Kamis (19/5/2016). Kawasan cagar budaya itu pernah menghelat kongres besar Sarekat Islam (SI), pelopor pergerakan nasional, pada Maret 1913. (Dok/Solopos)

Pemkot segera merealisasikan pembangunan masjid di Taman Sriwedari Solo.

Solopos.com, SOLO — Desain pembangunan Masjid Taman Sriwedari Solo akan dikonsep bergaya Jawa klasik Mataraman. Bangunan masjid di empat daerah diadopsi Pemkot untuk merealisasikan pembangunan masjid tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Desain dan konsep empat bangunan masjid itu meliputi Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kudus, Masjid Lasem Rembang dan Masjid Agung An Nur Pekanbaru semuanya bakal dikolaborasikan.

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota (Wawali) Achmad Purnomo ketika dijumpai wartawan di kantornya, Jumat (20/10/2017). Purnomo didampingi tim teknis rencana pembangunan Masjid Taman Sriwedari telah melakukan studi banding ke empat masjid tersebut. “Nanti akan kita adopsi desain dan konsep dari masing-masing bangunan masjidnya,” kata Purnomo.

Beberapa konsep desain akan diadopsi di antaranya bangunan masjid akan dibangun bergaya Jawa klasik Mataraman. Bangunan masjid dikonsep tidak memakai plafon sehingga struktur atap yang terbuat dari kayu akan terlihat. Begitu pula atap sirap akan menggunakan material kayu ulin Kalimantan.

Sedangkan untuk menara, Purnomo menjelaskan tak dibangun seperti bangunan masjid biasanya dengan berbentuk kubah. “Menara dibangun semacam kuluk nanti atasnya ada lafaz Allah seperti Masjid Demak,” tutur dia.

Kuluk tersebut dipilih untuk mewakili konsep besar masjid bergaya Mataraman kuno yang menyesuaikan dengan kawasan cagar budaya di Sriwedari. Selain itu gaya Jawa akan diperkuat dengan memakai tegel kunci yang akan didatangkan langsung dari Yogyakarta.

Lebih lanjut Purnomo menjelaskan Masjid Taman Sriwedari akan memiliki halaman luas tanpa ada pagar pembatas. Sehingga, masjid bisa digunakan saat Salat Idul Fitri, Idul Adha dengan menampung 1.500 jemaah. “Untuk menjaga kesucian masjid nanti toilet akan dibangun terpisah dengan masjid dan tempat wudu,” katanya.

Saat ini, Purnomo mengatakan konsep desain pembangunan Masjid Taman Sriwedari masih terus dimatangkan tim teknis Pemkot. Desain tersebut akan dikolaborasikan dengan desain hasil sayembara yang dilaksanakan Pemkot.

Sesuai rencana, pembangunan masjid akan dilakukan pada 2018. “Masjid ini akan menjadi ikon bagi Kota Solo. Jadi kita buat dengan konsep yang sangat matang sekali,” katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU dan PR) Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan tahapan konsultasi terus dikerjakan Pemkot dalam penyusunan detail engineering design (DED) pembangunan Masjid Taman Sriwedari.

Konsultasi dilakukan dengan para ulama, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan tokoh masyarakat.

“Kami cari masukan dan mengkonsultasikan setiap tahapan dengan beberapa pihak terkait. Kami hati-hati betul dalam menyusun DED ini,” kata Sita.

Sesuai konsep, Sita mengatakan pembangunan masjid di Sriwedari akan disesuaikan dengan fungsi kawasan tersebut. Hal ini juga sejalan dengan masterplan penataan kawasan Sriwedari yang telah disusun Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Solo.

Merujuk masterplan tersebut, ruang terbuka hijau akan diperbanyak guna mendukung pengembalian Sriwedari menjadi kawasan konservasi dan berkhasanah budaya. Dalam hal ini, Pemkot akan mengembalikan roh Sriwedari seperti dulu kala saat Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) X sebagai Bon Raja.

Dengan demikian, masjid akan dibangun dengan konsep green design. Masjid itu tidak berkubah, namun hanya dibangun menara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya