SLEMAN—Di Sleman terdapat sedikitnya 20 Desa Wisata. Sayangnya tidak semuanya populer, bahkan tak sedikit yang lesu dan sepi pengunjung.
Ketua Pelaksana Tugas Harian Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sleman, Aji Wulantoro mengatakan, kelesuan disebabkan pengelola kurang kreatif menjalin hubungan dengan stake holder pariwisata swasta.
Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986
“Saya ambil contoh Pentingsari Umbulharjo Cangkringan atau Brayut, Pendowoharjo Ngaglik. Keduanya dikelola dengan sistem profesional dan mereka mampu menjual diri, sehingga animo pengunjung tetap tinggi,” ujar dia kepada Harian Jogja, Kamis (30/6).
Menurut dia, predikat Desa wisata bukan atas pemberian pemerintah daerah. Desa yang bersangkutanlah yang menyatakan diri sebagai desa wisata. Karena berbasis di desa, maka pengelolaan 100 persen adalah warga masyarakat.
Aji menambahkan, pemerintah daerah hanya bersifat membantu dan mendampingi. Pemkab membantu mempromosikan potensi potensi yang ada di desa wisata dalam berbagai kesempatan. Namun promosi besar besaran mestinya secara proaktif dilakukan oleh pengelola yang bersangkutan.(Harian Jogja/Sumadiyono)