SOLOPOS.COM - Jamu gendong. (JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrini)

Jamu gendong. (JIBI/Harian Jogja/Eva Syahrini)

Patung penjual jamu gendong berdiri kokoh di gerbang masuk Dusun Kiringan, Canden, Bantul. Sekokoh niat dan mimpi warga dusun ini untuk membuat jamu gendong agar bisa mendunia. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Eva Syahrani.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Matahari mulai terik ketika Harian Jogja bertandang ke dusun tersebut. Namun terik matahari tak terasa dengan sejuknya udara pedesaan dan hijaunya sawah di pinggiran dusun. Aroma jamu pun mulai tercium ketika menyusuri usun tersebut.

Kepala Dukuh Kiringan, Sudiatmi bercerita, jika jamu gendong sudah menjadi pekerjaan warganya sejak lama, mungkin hampir satu abad. Namun kala itu jumlahnya sekitar 60 an orang yang berjualan. Namun kini dengan mimpi yang dimiliki yaitu menjadikan Dukuh Kiringan menjadi salah satu destinasi wisata membuat penjual jamu semakin banyak, mencapai 130 orang. Jamu gendong pun telah mampu memberikan banyak penghidupan bagi warganya.

“Setidaknya pekerjaan jamu gendong sudah memberikan penghidupan bagi warga dan semakin baik karena dari gendong, sekarang ada yang bersepeda, dan ada pula yang menggunakan motor, tapi namanya tetap jamu gendong. Itu menandakan jamu gendong memberikan penghidupan, dan kami pun memiliki mimpi untuk jamu gendong lebih dapat lagi memberi penghidupan bagi warga,” ungkap dia, Kamis (20/12/2012).

Dengan wajah sumringah, ibu Dukuh menambahkan warganya memiliki mimpi agar wilayahnya menjadi desa wisata jamu mandiri. Selain menawarkan wisata proses pembuatan jamu yang masih alami, di desa ini juga terdapat kebun jamu herbal serta galeri jamu. Daya tarik ini diharapkan dapat membuat jamu gendong menjadi pekerjaan yang membanggakan dan bahkan bisa dikenal di seluruh dunia. Ia pun mengakui sudah ada beberapa kunjungan wisatawan asing misalnya dari Malaysia maupun Singapura.

“Kami ingin mendunia, bukan berarti produk kami dijual ke negara-negara lain. Tetapi kami ingin warga negara lain ke sini dan mengenal jamu ini,” harap dia.
Sarijem, 45, salah satu warga berharap nantinya jamu gendong dapat menjadi penghasilan yang cukup menjanjikan dan sekaligus meningkatkan derajat.

Kepala Desa Canden, Supanto mengungkapkan selain Kiringan yang sudah mulai dikenal, ada dua kawasan lain yang juga bisa menjadi kawasan wisata untuk mewujudkan Canden menjadi desa wisata yang mandiri yaitu Dukuh Klalas serta Dukuh Jayan dan Wonolopo. Klalas disebutnya memiliki potensi yang sangat besar dalam seni dan budaya. Adapun Jayan dan Wonolopo disebutnya memiliki potensi yang besar untuk kuliner seperti onde-onde, gatot dewo, maupun jadah tempe. Selain itu Canden juga memiliki wisata air berupa Bendungan Tegal yang biasa digunakan untuk upacara Peh Cun dengan lomba perahu naganya.

“Kami rencanakan ke depan di balaidesa ini akan ada kendaraan tradisional seperti andong atau sepeda untuk dapat digunakan wisatawan menikmati bendungan. Kemudian menikmati wisata seni budaya, lalu beli makanan dan minum jamu di Kiringan,” terang dia.

Sayangnya sejumlah kendala mengadang untuk menjadikan Dusun Kiringan menjadi desa wisata. Sudiatmi mengaku saat ini proses Kiringan bisa menjadi desa wisata masih sangat jauh bahkan baru sekitar 10%. Dari fasilitas yang direncanakan baru pembuatan jamu gendong yang bisa dinikmati, itu pun belum maksimal karena pedagang belum terkoordinasi jadi masih aktif berdagang

keliling. Selain itu, soal SDM dan dana menjadi hambatan utama yang masih membelit. “Mayarakat sini sudah berharap banyak, kami sangat ingin mimpi kami terwujud dan kami harus yakin untuk itu,” tegas dia.

Untuk menuju desa wisata itu memang cukup mudah. Dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi bisa dijangkau. Dengan kendaraan pribadi dari Kota Bantul menuju ke arah timur kurang lebih enam hingga tujuh kilometer atau sekitar 10 menit akan sampai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya