SOLOPOS.COM - Kepala Desa Panggungharjo, Sewon Bantul Wahyudi Anggoro Hadi, 35. Desa Panggungharjo menyabet juara pertama nasional lomba desa terbaik mengalahkan 72.000 desa di Indonesia. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Harianjogja.com, BANTUL-Kepala Desa Panggungharjo, Sewon Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi tidak hanya menerapakan transparansi keuangan dan mengalihkan gratifikasi, tetapi juga melakukan inovasi dalam meningkatkan pendapatan desa. Inilah yang menyebabkan Desa Panggungharjo terpilih sebagai desa terbaik tingkat nasional.

Pada 2013 lalu, bermodal uang Rp37 juta, pemerintah desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Badan usaha ini mempekerjakan sebanyak 12 petugas yang bekerja mengumpulkan dan memungut sampah dari rumah-rumah warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ada 1.200 pelanggan atau kepala keluarga yang sampahnya dikelola,” kata dia.

Pemerintah desa memungut retribusi dari pelanggan sampah. Lalu sampah organik diolah menjaid pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dipilah dan dijual. Kini nilai kapitalisasi BUMDes yang belum berumur dua tahun itu telah mencapai Rp360-an juta berkat upaya mengelola sampah.

Berkat itu pula, APBDes Desa Panggungharjo mencapai angka Rp2 miliar alias tertinggi di seluruh desa di Bantul. Namun, keberhasilan itu tidak dengan mudah didapat. Tidak jarang ia mendapat resistensi dari anak buahnya.

“Yang paling sulit itu mengubah diri sendiri, resistensi itu dulu sangat kuat, tapi mereka akhirnya sadar UU Desa yang baru mengamanahkan soal akuntabilitas pamong desa,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya