SOLOPOS.COM - Dusun Tegalsari, Desa Kepatihan merupakan salah satu wilayah yang memiliki sejumlah perantau yang sukses. Foto diambil Senin (20/8/2012). (Ayu Abriyani KP/JIBI/SOLOPOS)

Dusun Tegalsari, Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri merupakan salah satu wilayah yang memiliki sejumlah perantau yang sukses. Foto diambil Senin (20/8/2012). (Ayu Abriyani KP/JIBI/SOLOPOS)

Mayoritas warga di wilayah Kecamatan Selogiri, Wonogiri merupakan perantau. Ada yang berjualan bakso, penjual jamu bahkan pendiri sebuah yayasan pendidikan. Seperti Giyono, 65, warga Tegalsari RT 002/RW 004 Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri. Ia telah tinggal di Jakarta sekitar 39 tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari seorang pengajar, ia sedikit demi sedikit membangun yayasan pendidikan. Ia yang kini memiliki 265 orang tenaga pengajar dengan pendidikan S1 hingga S3, sekitar 75%-nya merupakan warga Wonogiri.

“Saya ingin mengangkat kehidupan warga Wonogiri. Sukses itu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berguna bagi orang lain khususnya di daerah asal,” katanya saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Senin (20/8/2012).

Kini, ia memiliki Yayasan Pendidikan Cengkareng 1, penyelenggara pendidikan setingkat SMP- SMA/SMK Cengkareng 1 dan pendiri yayasan pendidikan Sumber Daya Insani. Juga penyelenggara SMP-SMA/SMK Widya Nusantara Bekasi. Jumlah total siswa yang mengenyam pendidikan di dua yayasan miliknya mencapai 4.500 orang.

Beberapa waktu lalu, ia mengatakan sempat mendapat tawaran untuk mendirikan sekolah setingkat universitas di Kabupaten Wonogiri. Tapi, ia menyarankan untuk melakukan kajian terlebih dulu dalam hal kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. “Sebenarnya, saya ada impian untuk itu, tetapi kan perlu kajian. Seperti bidang sekolah yang disesuaikan dengan potensi di Wonogiri. Sehingga lulusan sekolah itu bisa bermanfaat bagi daerahnya,”ujarnya.

Kades Kepatihan, Sutrisno, mengatakan warga perantauan di wilayahnya kini mampu membantu berbagai pembangunan infrastruktur desa. Seperti sarana dan prasarana  (Sarpras) seperti pembangunan jalan dan tempat ibadah.

Sementara itu, Camat Selogiri, Bambang Haryanto, mengatakan adanya perantau tersebut mampu menjadi sebuah ikon bagi Wonogiri. “Perantau yang mayoritas penjual bakso dan jamu ini mampu menjadi ikon bagi Wonogiri. Kami berencana akan membentuk paguyuban sehingga mampu membantu wilayah asal mereka,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya