SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> — Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, <a title="Pertanian Klaten: Petani Desa Gempol Beralih Menanam Padi Organik, Ini Alasannya" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180416/493/910636/pertanian-klaten-petani-desa-gempol-beralih-menanam-padi-organik-ini-alasannya">Klaten</a> berjarak sekitar 10 km dari pusat pemerintahan Klaten. Desa itu memiliki sekitar 1.600 keluarga yang tinggal di 34 RT, 13 RW, serta 14 dukuh.</p><p>Sebagian wilayah Kemudo masuk zona industri. Sejumlah industri besar berdiri di desa setempat. Namun, hamparan sawah masih luas di salah desa yang terkenal dengan produksi tanaman cabai tersebut.</p><p>Sejak 2016 silam, desa setempat mulai membentuk Badan Usaha Milik (BUM) desa. Salah satu potensi yang digarap yakni mengolah limbah industri seperti karton, kertas, plastik, serta palet kayu. Pada 2018, desa setempat mulai mengembangkan potensi lain. Memanfaatkan program <em>corporate social responsibility</em> (CSR) salah satu perusahaan setempat, Kemudo mengembangkan pertanian terpadu melalui Joglo Tani. Program pertanian yang digarap kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang berada di bawah BUM Desa Kemudo Makmur.</p><p>Joglo Tani didirikan di lahan seluas 1.000 meter persegi yang berada di kompleks kantor desa. Sebelumnya, lahan termasuk lahan kas desa tak produktif. Di lahan itu, mulai dikembangkan <a title="PERTANIAN KLATEN: Dianggap Ribet, Petani Klaten Ogah Pakai Kartu Tani" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180305/493/900021/pertanian-klaten-dianggap-ribet-petani-klaten-ogah-pakai-kartu-tani">pertanian</a> sayuran dan buah-buahan berbasis organik. Pengembangan lain yakni peternakan mulai dari sapi, kambing, ayam, bebek, lele, serta kelinci. Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, mengatakan Joglo Tani menjadi konsep pengelolaan pertanian terpadu. &ldquo;Di Joglo Tani juga ada <em>green house</em> anggrek serta pengelolaan pupuk organik,&rdquo; kata Hermawan saat ditemui <em>Solopos.com</em>&nbsp;di kantor Desa Kemudo, Jumat (27/7/2018).</p><p>Joglo Tani dibangun dengan seluruh biasa berasal dari program CSR. Sementara, konsep pengembangan merupakan kolaborasi antara perusahaan serta pemerintah desa. Pengembangan Joglo Tani dilakukan sejak awal Juli dan ditargetkan diluncurkan pada akhir Agustus mendatang. Pengelolaan tanaman dan peternakan itu ditargetkan menjadi percontohan dan wisata edukasi. Para pengunjung bakal dilatih cara mengelola sayuran dan buah-buahan berbasis organik. Selain di tingkat desa, pengembangan pertanian terpadu itu juga bakal dikembangkan di tingkat RW.</p><p>&ldquo;Pasar kami targetkan dari anak-anak hingga orang dewasa yang memasuki masa pensiun. Harapan kami ketika ada kunjungan ke perusahaan bisa dilanjutkan ke Joglo Tani,&rdquo; jelas dia.</p><p>Hermawan mengatakan <a title="PERTANIAN KLATEN: Luas Sawah di Klaten yang Terasuransi Anjlok karena Petani Trauma" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180127/493/888922/pertanian-klaten-luas-sawah-di-klaten-yang-terasuransi-anjlok-karena-petani-trauma">Joglo Tani</a> dikelola sekitar 30 warga yang tergabung dalam Pokdarwis. Saat ini, mereka masih mengikuti pelatihan mulai dari cara menyadarkan orang untuk bertani organik, mengetahui kondisi kesuburan tanah, serta pembuatan bibit. Pengembangan Joglo Tani dimaksudkan sebagai media regenerasi petani. Pokdarwis yang bakal mengelola joglo tersebut mayoritas berusia muda. &ldquo;Dari pengembangan ini harapan kami warga juga mendapatkan penghasilan tambahan,&rdquo; katanya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya