SOLOPOS.COM - Kris Joko Santoso dan Kris Joko Raharjo, salah satu pasangan orang kembar di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara. Foto diambil Senin (22/2/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN - Terdapat puluhan orang kembar di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Banyaknya orang kembar itu membuat sejumlah orang sampai salah sebut.

Salah satu pasangan orang kembar di Jonggrangan Klaten yakni Kris Joko Raharjo atau akrab disapa Koko dan Kris Joko Santoso atau akrab disapa Sasan. Orang kembar asal Dukuh Jonggrangan itu lahir pada 25 Desember 1980. Mereka masing-masing sudah berkeluarga dan kini tinggal terpisah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kris Joko Santoso bekerja di SPBU sementara Kris Joko Raharjo bekerja di tempat usaha roti. Kris Joko Raharjo menceritakan bagi orang yang sudah terbiasa, bisa membedakan antara dia dan kembarannya. “Kalau tidak biasa ketemu itu kerap keliru memanggil,” kata dia.

Baca Juga: Nongkrong di Boks Pedestrian Flyover Purwosari, Muda-Mudi Dibubarkan Polisi

Kris Joko Raharjo menceritakan para sopir yang biasa mengisi BBM di SPBU tempat kembarannya bekerja kerap salah menyapa ketika bertemu. “Sopir-sopir yang biasanya mengisi bensin itu kebetulan lihat saya pas beli bahan roti. Kemudian tanya sama saya masuk apa? Dari pada saya menjelaskan panjang lebar ya saya jawab masuk siang saja,” jelas dia.

Kejadian unik lain ketika orang kembar itu membikin SIM. Lantaran antre, mereka bergantian masuk ke ruang ujian SIM. “Kan dipanggil dulu Kris Joko Raharjo. Setelah saya selesai ujian itu, dipanggil lagi Kris Joko Santoso. Petugasnya sempat bingung dan tanya, mas kamu bikin [SIM] berapa? Dijawab satu pak. Lha ini kok Santoso dan ini Raharjo. Saya jelaskan orangnya beda pak. Kemudian petugasnya sadar ternyata kami kembar,” ungkap dia.

Bangga

Kris Joko Santoso dan Kris Joko Raharjo mengaku bangga terlahir sebagai orang kembar. Sejak SD dan SMA mereka mengenyam pendidikan di sekolah yang sama. Sebagai orang kembar, mereka memiliki ikatan batin satu dan lainnya dan kerap saling curhat atas kondisi masing-masing meskipun kini sudah berkeluarga sendiri-sendiri.

“Ya kalau istri tidak bingung untuk membedakan. Saat awal-awal pacaran dulu sempat bingung mana yang Joko Raharjo mana yang Joko Santoso,” ungkap dia.

Kepala Desa Jonggrangan, Sunarno, mengatakan setidaknya ada 20 pasang atau 40 penduduk sebagai orang kembar di Jonggrangan yang tersebar di lima dukuh dari total 10 dukuh. Jumlah penduduk Jonggrangan ada 4.137 jiwa terdiri dari 2.026 laki-laki dan 2.111 perempuan.

Baca Juga: Bikin Kegiatan Selama PPKM Mikro di Karanganyar Harus Izin Camat

“Rata-rata kembar identik. Ada satu yang kembar dampit [laki-laki dan perempuan]. Mayoritas juga kelahiran sini [Jonggrangan],” kata Sunarno saat ditemui wartawan di kantor Desa Jonggrangan, Senin (22/2/2021).

Dukuh yang paling banyak terdapat orang kembar yakni di Dukuh Jonggrangan. Di kampung itu, ada sekitar 10 orang kembar. Soal rentang usia orang kembar, Sunarno menjelaskan saat ini orang kembar paling muda berumur tiga tahun sementara paling tua berumur sekitar 56 tahun. “Sebenarnya ini sudah lama. Tetapi, mulai booming itu pada tahun 2000-an,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya