SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyandang disabilitas (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo meminta pemerintah desa dan kelurahan segera membentuk desa inklusi. Hingga kini dari total 167 desa/kelurahan, baru 66 desa yang sudah inklusi.

Ketua Paguyuban Difabel Sehati Edy Supriyanto menerangkan pembentukan desa inklusi diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 3 Tahun 2020. Dalam perbup itu target penuntasan seluruh desa/kelurahan membentuk desa inklusi pada tahun ini gagal terlaksana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami terus memberi pendampingan pembentukan desa inklusi. Harapannya 2021 desa inklusi bisa terbentuk pada seluruh desa dan kelurahan,” katanya, Selasa (29/12/2020).

Kano Terbalik, Pimpinan DPRD Solo Tercebur Sungai Bengawan Solo

Dalam pendampingan desa inklusi tersebut, Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo turun ke desa, kelurahan serta kecamatan. Beberapa hal menjadi kendala pembentukan desa inklusi salah satunya berkaitan dengan kesadaran pemerintah desa/kelurahan untuk membantu pembentukan.

“Sukoharjo ada 167 desa dan kelurahan di 12 kecamatan. Dari jumlah itu baru ada 66 desa sudah membentuk desa inklusi. Memang angkanya terus bertambah tapi pergerakannya masih kurang. Masih ada 101 desa dan kelurahan yang belum membentuk,” ujarnya.

Sebanyak 66 desa inklusi yang sudah terbentuk tersebut telah menjalankan program membantu difabel. Salah satunya berkaitan dengan anggaran dari pemerintah desa setempat menjalankan kegiatan bagi difabel.

Pernah Tertangkap, 2 Pemuda Solo Reuni Lalu Curi Motor Lagi

Bukan Formalitas

Desa Inklusi Sukoharjo bisa digerakkan oleh pemerintah desa dengan menggunakan dana desa. Hal itu boleh sesuai aturan penggunaan dana desa dari pemerintah pusat.

Desa Inklusi dibentuk bukan formalitas semata tapi juga ada banyak kegiatan melibatkan difabel di desa bersangkutan. Kegiatan seperti pelatihan keterampilan kerja, pendidikan, pemberdayaan, dan lainnya.

Dengan begitu maka difabel menjadi lebih diperhatikan dan desa tidak memandang sebelah mata. “Dengan desa inklusi, desa juga melibatkan difabel dalam sejumlah kegiatan dan penyusunan program kerjanya,” katanya.

Didominasi Masyarakat Umum, Sehari 400 Orang Jalani Tes Cepat Antigen Di Bandara Solo

Salah satu kegiatan yang melibatkan difabel di Desa Inklusi Kabupaten Sukoharjo yakni berkaitan dengan pemberdayaan. Difabel di desa diberikan pelatihan sebagai bagian dari kesiapan hidup mandiri.

Bentuknya seperti menjahit pakaian, membuat roti, anyaman, kerajinan dan lainnya. Hasilnya bisa dijual dan uang hasil penjualan bisa digunakan sendiri oleh difabel untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya