SOLOPOS.COM - Sulistyo Wibowo (kanan) menunjukkan keris Naga Siluman di rumahnya, Pulutan Kulon, Wuryantoro, Wonogiri, Rabu (19/7/2017). (Rudi/JIBI/Solopos)

Hampir warga Desa Pulutan Kulon, Wuryantoro, Wonogiri, menyimpan keris di rumah mereka.

Solopos.com, WONOGIRI — Puluhan keris tertata rapi di rak dan almari khusus di ruang tamu rumah Sulistyo Wibowo, 47, Kedung Pelem RT 002/RW 004, Pulutan Kulon, Wuryantoro, Wonogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain keris ada tombak dan pedang. Benda-benda kuno bernilai budaya itu sebagian besar milik warga desa. Mereka menyerahkannya kepada Sulis, begitu lelaki itu biasa disapa, sejak tiga bulan terakhir karena tak bisa merawatnya.

Kepada Solopos.com, Rabu (19/7/2017), Sulis memerinci benda-benda yang kini dirawatnya terdiri atas 42 bilah keris, 10 buah tombak, dua bilah kujang, dua bilah pedang, dan sebilah cundrik atau senjata yang zaman dahulu digunakan perempuan. Seluruh benda-benda itu diyakini dibuat pada zaman kerajaan di Jawa.

“Saya punya dua bilah keris peninggalan orang tua, yakni Kyai Sengkelat dari zaman Kerajaan Mataram dan yang satunya saya tidak tahu namanya. Tapi informasi dari yang paham, keris orang tua saya itu dibuat pada masa Kerajaan Majapahit,” kata Sulis.

Keris mudah dijumpai di Pulutan Kulon karena mayoritas warga desa menyimpannya. Penduduk desa tercatat 1.863 keluarga. Mereka mendiami 11 dusun. Warga masing-masing dusun diperkirakan menyimpan ratusan keris.

Setiap keluarga setidaknya menyimpan dua bilah keris. Bahkan, ada keluarga yang memiliki lebih dari lima bilah. Selain keris warga juga menyimpan tombak, pedang, dan benda kuno lainnya.

“Setiap rumah yang masih ada orang tua pasti punya keris. Warga yang masih muda pun banyak yang punya. Keris-keris itu peninggalan orang tua mereka,” imbuh dia.

Kondisi itu baru disadari sebagai ciri khas desa. Tak salah apabila kini Pulutan Kulon disebut sebagai Desa Seribu Keris. Julukan itu sangat beralasan karena keris yang disimpan warga desa lebih dari 1.000 bilah.

Bahkan, jumlahnya diyakini lebih dari 1.500 bilah. Menurut Sulis, pemerhati keris desa itu, keris yang disimpan warga semuanya asli dan berkaromah atau diyakini memiliki kekuatan magis.

Keris-keris tersebut dibuat pada masa kerajaan Pajajaran, Majapahit, Tuban, Mataram, Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, dan Mangkunegaran. “Keris-keris yang disimpan warga kurang terawat. Bahkan, banyak yang tak terawat. Keris itu dianggap seperti rongsok. Ada warga yang tak tahu keris yang disimpannya bernilai budaya tinggi, seperti keris Naga Siluman yang terbuat dari batu meteor pada masa Majapahit. Kalau ditegakkan keris bisa berdiri. Kerisnya sudah saya rawat,” ucap Sulis yang juga Kepala Desa (Kades) Pulutan Kulon.

Dia menceritakan warga desa menyimpan keris karena warga Pulutan Kulon zaman dahulu sangat menghargai karya adi luhung. Bahkan, petani sekali pun. Bagi mereka, terutama senopati, abdi dalem keraton, atau pemimpin pemerintahan masa itu, keris diyakini bisa memberi aura positif, seperti menjaga kewibawaan.

Bagi petani, keris diyakini bisa menjaga harta dan sebagainya. Keris yang dimiliki orang terhormat pada masanya seperti Kyai Sengkelat. Sedangkan keris milik petani seperti Kebolajer, Daringan Kebak, dan Singkir.

“Seiring berjalannya waktu keris-keris itu jatuh pada pewaris keluarga. Ada yang masih merawat dengan baik, tapi tak sedikit yang sekadar menyimpannya.”

Warga Mojo RT 002/RW 003, Pulutan Kulon, Sudarno, 50, menyimpan dua bilah keris, sebilah pedang, ampel gading atau ruas bambu berkaromah, dan galih bambu. Benda itu peninggalan mendiang orang tua dan mertuanya.

Keris dari orang tuanya disebut Dapur Crita. Menurut cerita, orang yang membawa keris itu bisa lancar berbicara di hadapan banyak orang. “Saya enggak paham soal keris. Saya merawat hanya saat ingat. Dua atau tiga tahun sekali kalau pas ingat saya beri minyak,” kata dia.

Warga lainnya, Suroto Darmo, menyimpan dua bilah keras dan satu tombak. Benda itu peninggalan leluhurnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya