SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik Lebaran (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Beberapa desa di Kabupaten Sragen sudah menyiapkan langkah-langkah mengantisipasi kedatangan perantau yang nekat pulang kampung meskipun ada larangan mudik Lebaran 2021.

Di Desa Sepat, Masaran, Sragen, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tingkat desa menyiapkan 100 anggota Satgas untuk antisipasi kedatangan pemudik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu seperti diungkapkan Kepala Desa Sepat, Masaran, Mulyono. Menurutnya, 100 anggota Satgas Jogo Tonggo bertugas memantau pemudik yang datang secara harian dan memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca juga: Gubernur Ganjar Komentari Kasus Covid-19 SMAN 1 Gondang Sragen, Ini Katanya

Sementara itu, Satgas di Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo, Sragen, juga menyiapkan strategi sendiri dalam antisipasi pemudik.

Kepala Desa Sambi, Kresna Widya Permana,  menyebut jumlah perantau asal Sambi cukup banyak, sekitar 1.500-an orang.

“Para perantau itu kebanyakan sopir-sopir dan bekerja pada proyek bongkaran rumah dan seterusnya. Memang ada beberapa yang hendak pulang tetapi ada yang tetap tinggal di perantauan mengingat adanya aturan larangan mudik dengan memperketat mobilisasi pemudik,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Senin (19/4/2021).

Lebih lanjut, dia menegaskan telah mengikuti aturan pemerintah dengan membuat imbauan kepada perantau agar tidak pulang kampung.

Baca juga: Pernikahan Dini di Masaran Tertinggi Se-Sragen, Ini Sebabnya

Namun demikian, Kresna mengaku sudah mengumpulkan ketua RT supaya mendata setiap warganya yang pulang dari perantauan. Kresna mengimbau kepada warga di perantauan kalau tetap pulang kampung harus lapor ke RT dulu.

“Teknisnya nanti seperti dulu. Saat ada perantau pulang harus disterilisasi. Barang-barang bawaan disemprot dengan disinfektan. Orangnya mandi keramas. Pakaian yang dikenakan langsung dicuci. Kemudian diminta karantina mandiri di rumah dan wajib melaksanakan protokol kesehatan,” ujarnya.

Kresna sudah menyiapkan Poliklinik Desa Sambi sebagai rumah isolasi mandiri tetapi selama ini belum pernah dimanfaatkan. Selama ini, Kresna memilih pendekatan persuasif agar masyarakat mau menaati protokol kesehatan karena banyak warga yang membandel.

Baca juga: Rendah Kolesterol! Emping Garut Khas Sragen Paling Diburu, Gubernur Ganjar Borong 10 Bungkus

Kepala Desa Jetis, Sambirejo, Miyarno, mengatakan untuk antisipasi pemudik, Satgas tetap mengefektifkan aktivitas jogo tonggo dan mendata kedatangan pemudik menjelang Lebaran.

“Sampai sekarang belum ada pemudik yang tiba. Di Jetis tidak banyak perantau karena hanya 10-15 orang saja. Kami mengimbau mereka untuk tidak pulang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya