SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat melakukan penanaman pohon di Desa Margoyoso, Salaman, Kabupaten Magelang, Minggu (17/1/2021). (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, MUNGKID — Satu desa di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memiliki cara unik untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selain mengandalkan peraturan desa (perdes), Desa Margoyoso di Magelang, Jateng itu juga menggunakan mitos. Berbekal mitos itu pemdes di Magelang itu mendorong masyarakat takut merusak lingkungan.

Kepala Desa (Kades) Margoyoso, Adi Daya Perdana, mengatakan dahulu desanya kering kerontang. Hampir setiap tahun, warga selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehar-hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Setelah itu kami galakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami buat perdes yang menngatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat penanaman,” ujar Adi dalam keterangan resmi yang diterima Solopos.com, Minggu (17/1/2021).

Ingin Jual Properti di Masa Pandemi, Perhatikan Tips 

Ekspedisi Mudik 2024

Selain perdes, Adi mengaku ada mitos yang beredar di tengah masyarakat. Mitos itu terkait keangkeran pohon-pohon besar. Barangsiapa yang menebang pohon besar, akan diganggu hal-hal gaib semacam penunggu pohon. “Dengan mistis dan peraturan des aitu, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil,” ujarnya.

Terbukti, di Desa Margoyoso muncul pulihan mata air dengan air yang sangat jernih. Saat ini, di Dusun Silumut sudah ada 88 mata air. Pun demikian dengan dusun lainnya yang juga ada beberapa mata air yang jumlahnya mencapai 20 titik.

“Mata air ini sekarang bisa mencukupi kebutuhan warga kami. Tak hanya itu, desa lain bahkan juga menikmati air dari mata air desa ini," jelasnya.

Vaksin Covid-19 Datang, 2.785 Vaksinator Jateng Siap

Untuk meningkatkan kepedulian bersama, maka Adi Daya membentuk sebuah gerakan bernama 'Sedulur Tunggal Banyu'. Dengan gerakan itu, maka masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan agar mata air tetap terjaga sampai anak cucu.

"Menjaga mata air ini sama saja menjaga persaudaraan. Melalui mata air, maka kami dapat mempererat tali persaudaraan," tuturnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang datang ke desa tersebut pun memuji langkah warga dalam melakukan konservasi lingkungan. Ia mengapresiasi pemdes di Magelang yang mengandalkan perdes dan mitos untuk melestarikan lingkungan hidup.

Ramalan Bintang 2021: Apakah Zodiakmu Beruntung?

"Ini hebatnya pak Kades dan warga Margoyoso, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi lingkungan," katanya.

Ganjar juga mengajak warga untuk terus melakukan penanaman pohon. Terlebih lagi, saat ini masih musim penghujan.

“Sebelumnya saya menanam pohon di sekitar Rawa Pening, lalu di bantaran Sungai Jragung Demak. Sekarang di Magelang. Besok kit acari lagi tempat lain. Ayo kita tanam terus, mumpung musim penghujan,” ujarnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya