Desa Dasun, Pusat Galangan Kapal Kerajaan Jawa

Solopos.com, REMBANG — Desa Dasun adalah salah satu desa wisata di Kecamatan Lasem, Kabupaten  Rembang, Jawa Tengah. Daya tarik desa yang berada di kawasan pesisir ini adalah potensi wisata bahari.

Berdasarkan catatan sejarah, keberadaan Desa Dasun sudah ada sejak zaman Kerajaan Pucangsulo di abad ke-13 dan menjadi cikal bakal kerajaan-kerajaan di Jawa dan sudah dikenal dengan potensi baharinya. Dilansir dari Kemenparekraf.go.id, Selasa (12/4/2022), sejak abad ke-13, Desa Dasun sudah menjadi pusat produksi kapal bagi Kerajaan Majapahit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembuatan kapal ini diperuntukan bagi keperluan militer dan perdagangan. Pengawasan kapal-kapal tersebut langsung dipimpin oleh Prabu Rajasa Wardana yang merupakan suami dari Bhre Lasem yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan laut Majapahit.

Pada masa Kesultanan Demak, galangan kapal Desa Dasun masih tetap eksis dan diklaim berhasil menyelesaikan 100 kapal bagi Kesultanan Demak yang melakukan ekspedisi ke Malaka untuk melawan Portugis, dipimpin oleh Adipati Unus.

Baca juga: Swike, Kuliner Sup Kodok Khas Purwodadi Grobogan

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, galangan kapal Desa Dasun semakin populer. Apalagi dengan dibukanya sungai baru yang disodetkan dari Sungai Lasem yang dulunya bermuara di Kaeringan dan kemudian diubah ke Muara Dasun. Keberadaan Belanda di Desa Dasun ini juga dibuktikan dengan peninggalan Bong Belanda atau makam Belanda di seleha selatan lapangan Dasun.

Sementara itu, seperti yang telah disebutkan, Desa Dasun dikenal dengan daya tarik wisata alamnya, terutama wisata bahari dan sungai. Beberapa potensi tersebut terlihat dengan adanya pantai Dasun yang merupakan pantai terpanjang di Kecamatan Lasem.

Potensi Bahari di Desa Dasun

Pantai Dasun menawarkan panorama eksotis, seperti pemandangan matahari terbenam atau sunset. Selain itu juga panorama ratusan burung yang mencari makan di pantai serta pemandangan nelayan yang mulai pulang dari melaut.

Baca juga: Pesona Pulau Gosong, Hamparan Terumbu Karang di Pantai Rembang

Kemudian ada Mangrove Dasun yang terletak di sepanjang Sungai Dasun. Pengujung dapat melihat dengan jelas hamparan mangrove ketika mengunjungi tambatan perahu Dasun. Hutan Mangrove ini sangat rimbun dan rindang yang menjadi tempat bertelur, mencari makan, dan berlindungnya ikan-ikan. Selain itu, mngrove Dasun juga menjadi tempat burung-burung laut berkembang biak.

Lalu ada Sungai Dasun yang merupakan sungai utama di Kecamatan Lasem. Keberadaan sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lalu lintas perahu. Penduduk Desa Dasun juga memiliki anco yang digunakan untuk mencari udang, rebon, ikan blanak dan ikan bandeng hingga kakap. Selain itu, terdapat juga wahana susur sungai yang menarik.

Di tepi sungai ini juga terdapat dok kapal peninggalan kolonial Belanda dan masa kependudukan Jepang. Konon, sungai ini adalah pintu masuk distribusi candu di masa penjajahan  Belanda yang dibukitkan dengan adanya Rumah Candu atau Lawang Ombo di Desa Soditan.

Baca juga: Asal Muasal Dialek Ngapak Banyumasan Jadi Bahasa Jawa Tertua

Kemudian ada Pulau Gosong, sebuah pulau yang sebenarnya adalah gundukan terrumbu karang yang sudah mati. Lokasi pulau ini beradas sejauh 4 km dari Pantai Dasun. Selain daratan berupa endapan pecahan terumbu karang, daya tarik pulau ini adalah ada pada panorama koralnya di mana pengunjung dapat melihat pemadangan bawa laut dengan jelas.

Lokasi Desa Dasun ini berjarak sekitar 14 km dari pusat Kabupaten Rembang atau 3 km dari Kecamatan Lasem. Berdasarkan rute yang ada di peta digital, untuk menuju Desa Dasun ini cukup muda karena hanya mengikuti jalan lurus saja dan minim belokan.