SOLOPOS.COM - Kirab budaya mengawali pembukaan Festival Equatorr #3, Festival Tanah “Lemahku Kekuatanku” di Bulak Dobangsan, Desa Giripeni, Wates, Jumat (30/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Desa budaya di DIY terlipih 5 desa unggulan

Harianjogja.com, JOGJA- Malam penutupan Gelar Potensi Desa Budaya Jogja 2015 hasilkan lima desa binaan unggulan .

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Acara yang telah digelar Dinas Kebudayaan DIY selama 3 hari di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Jogja, ini berakhir pada Jumat (13/11/2015).

Malam terakhirnya merupakan malam pengumuman untuk lima desa terbaik yang akan mendapatkan uang pembinaan sejumlah Rp8 juta tiap desa. Desa-desa tersebut antara lain Desa Selopamiro, Bantul, Desa Srigading, Bantul, Desa Sendangagung, Sleman, Desa Semin, Gunungkidul, dan Desa Wiladeg, Gunungkidul.

Di hari terakhirnya, 14 desa menampilkan atraksi budaya khasnya masing-masing sebagai salah satu bagian dari penilaian lomba antar desa tersebut.

Meski dianggap sukses sebagai pameran perdana, beragam kuliner, atraksi dan kerajinan yang ditampilkan dianggap masih terkesan monoton.

“Kebanyakan monoton, masih kurang terampil memasukkan warna kebudayaannya masing-masing pada penampilannya,” ujar Joko Kuntoro dari ASITA yang merupakan salah satu tim juri.

Tak hanya atraksi, dari sisi kuliner juga masih dirasa kurang baik dalam hal eksplorasi maupun estetika. “Entah kenapa semua desa ada telonya, masih banyak kekurangan, belum bisa dibanggakan lah,” ujar Boni Tello, salah satu pakar kuliner yang juga anggota tim juri.

Meski demikian, Boni menyatakan bahwa warga desa tersebut sudah memiliki modal yang baik dan hanya butuh pembinaan lebih lanjut. Ia sendiri menyatakan tertarik dengan salah satu kuliner yang disajikan yaitu tahu dari Dusun kepek, Gunungkidul dan gudeg jamur dari Desa Sendangagung, Sleman.

“Tahunya lembut, kedelainya khusus sedangkan gudegnya sendiri tetap gudeg dengan rasa jamur yang dominan,” ujar salah satu pengusaha restoran di Jogja ini.

Acara tersebut merupakan akhir dari program desa budaya binaan dari Disbud DIY. Selain pameran, acara yang dibuka dengan pengguntingan pita oleh Endar Hidayati selaku Sekretaris Disbud DIY ini juga merupakan ajang mediasi bagi semua desa untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan untuk melestarikan budayanya.
Wardoyo, Kepala Seksi Adat dan Tradisi Disbud DIY, menyatakan tahun depan akan ada acara serupa dengan tambahan 7 desa lagi.

Meski menekankan pada nilai jual yang mungkin dieksplorasi dalam tiap-tiap aspeknya, Wardoyo membantah bahwa desa budaya binaannya akan serupa dengan desa wisata. Ia menambahkan bahwa nilai dasarnya adalah menjaga kearifan lokal sebagi potensi untuk pelestarian budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya