Solopos.com, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memastikan Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, masuk dalam zona industri.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen, Marija, mengatakan hal itu sesuai Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang direvisi pada 2020. Menurutnya, sebagian wilayah Sragen di utara Sungai Bengawan Solo yang kurang produktif dialihfungsikan sebagai zona industri.
Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian
“Tujuannya supaya daerah Sragen di utara Sungai Bengawan Solo supaya bisa berkembang dan perekonomiannya tumbuh,” terang Marija kepada Solopos.com, Rabu (15/7/2020).
Kepastian terkait status Desa Bonagung sebagai zona industri itu membuka peluang masuknya investor yang ingin membangun pabrik sepatu di lokasi. Seperti diketahui, pihak investor yang berasal dari Jawa Barat itu sudah melakukan pendekatan dengan membentuk tim pembebasan lahan seluas 50-60 hektare di Desa Bonagung.
Ssst… Ini Resep Rahasia Bakso Djanda Wonogiri, Lazis Tapi Pedesnya Sadis
Ditolak Petani
Kendati mendapat penolakan dari sebagian petani, proses pembebasan lahan hingga kini masih berlangsung. Hal itu yang mendasari sekitar 30 petani menggelar unjuk rasa menolak penjualan sawah mereka kepada investor pabrik sepatu tersebut pada Selasa (14/7/2020).
Tetapi investor pabrik sepatu yang membutuhkan sekitar 30.000 karyawan itu ternyata belum mengajukan izin kepada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen.
“Mereka [investor] baru dalam proses cari lahan, belum proses cari izin. Jadi, saya belum bisa menyampaikan informasi apapun terkait investor pabrik sepatu itu,” papar Kepala DPMPTSP Sragen, Tugiyono.
Kisah Mak Keti Hidup Sendirian di Puncak Merapi Setelah Erupsi 2010
Pada 2019 lalu, kata Tugiyono, DPMPTSP memang pernah menerima tamu dari investor yang berminat membangun pabrik sepatu di Sragen. Kendati begitu, pada saat itu investor tersebut melirik lahan di wilayah Sambungmacan yang lebih dulu ditetapkan sebagai zona industri ketimbang Desa Bonagung.
Tugiyono tidak tahu apakah investor yang berniat membangun pabrik sepatu di Desa Bonagung itu adalah perusahaan yang sama.
“Pada 2019, yang sounding ke DPMPTSP itu yang berminat investasi pabrik sepatu di Sambungmacan. Yang ke Tanon belum bertemu kami,” ujarnya.