SOLOPOS.COM - Salah seorang warga menggendong balita menyeberangi sungai dengan menerabas arus deras Kali Gawe di Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, Senin (25/12/2017). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Jembatan darurat Bintaran Wetan kembali amblas.

Harianjogja.com, BANTUL–Jembatan darurat yang dibangun warga Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Piyungan beberapa waktu kembali hanyut. Akibatnya, kini warga pun terpaksa harus menyeberangi arus deras Kali Gawe selebar 40 meter dengan cara berjalan kaki menerabas air.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Kepala Dusun Bintaran Wetan, Tukiran menjelaskan, jembatan darurat yang dibangun sebagai pengganti jembatan permanen yang kandas amblas pascabanjir akhir November lalu, kembali hanyut kembali lantaran beberapa hari lalu. “Sudah hanyut lagi, akibat kena bambu-bambu besar banjir kamis [21/12/2017] kemarin,” ujarnya Senin (25/12/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Praktis, warga tak tak punya jalan lain untuk menyeberangi sungai itu selain dengan cara berjalan kaki. Namun hal itu tak bisa dilakukan warga sewaktu-waktu. “Mereka tidak berani jalan kaki menyeberang kalau air sungai sedang meninggi dan berarus deras, terlebih kalau bagian hulunya dilanda hujan deras,” kata Tukiran.

Disinggung soal jembatan permanen, Tukiran mengaku belum mengetahui kapan akan dibenahi oleh pemerintah. Oleh karena itu, ke depannya warga mulai berencana membangun jembatan gantung yang dibiayai oleh para donatur. Menurutnya, jembatan gantung jauh lebih aman ketimbang jembatan darurat dari bambu.

Baca juga : Tak Tunggu Pemerintah, Warga Piyungan Gotong Royong Bangun Jembatan

Rencananya jembatan tersebut akan memilik panjang sekitar 40 meter dan lebar sekitar 1 meter, yang hanya boleh dilalui pejalan kaki. Pembuatan jembatan tersebut dilakukan dengan gotong royong, menurut Tukiran warganya sudah memiliki inisiaif tinggi untuk bergotong royong.

Selain kerusakan jembatan tersebut, setidaknya ada dua titik jalan yang mengalami abrasi sehingga memangkas lebih dari separuh badan jalan tersebut. “Ya harapannya segera dibenahi termasuk jalan, jembatan jika pakai dana warga kan tidak memungkinkan juga,” ujarnya.

Pujiyati, warga Bintaran Wetan juga berharap agar pembangunan jembatan gantung bisa segera dirampungkan. Pasalnya, dia mengaku kesulitan jika akan pergi ke sawah, terutama jika air sedang naik.

Tak hanya itu, Pujiyati juga mengkhawatirkan juga anak-anak yang menyebrang kali gawe tersebut. Kalaupun harus memutar menurutnya terlalu jauh juga. “Biar cepat jadi saja jembatannya karena susah juga aksesnya kalau tidak ada jembatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya