SOLOPOS.COM - Ilustrasi deportasi TKI (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, BATAM — Rohmini, salah seorang dari 37 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Malaysia, Jumat (11/10/2013) lalu, sering kesurupan dan pingsan. Kondisi itu diduga karena selama bekerja di Malaysia, Rohmini tidak digaji, bahkan kerap mendapat perlakuan kasar dari majikannya.

“Dia sepertinya trauma berat. Selama di sini (rumah singgah Dinas Sosial Batam) dia sering melamun dan tiba-tiba seperti kesurupan hingga pingsan,” kata Kepala Bidang Jaminan Bantuan Sosial Dinsos Batam Nur Arifin di Batam, Minggu (13/10/2013).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Berdasarkan cerita dari TKI yang dideportasi Jumat sore itu, kata dia, selama bekerja di Malaysia wanita asal Jawa Barat tersebut sering mendapat perlakukan kasar dan tidak manusiawi bahkan sempat hendak diperkosa. “Makanya dia tampak kurang sehat dan banyak termenung saja selama ditampung di Dinsos Batam. Dia juga sempat lama di tampung di KJRI Johor Bahru sebelum dipulangkan,” kata dia.

Ia mengatakan, pada Agustrus lalu juga terdapat empat TKI dideportasi dari Malaysia semua dalam keadaan depresi berat. “Biasanya kalau ada pemulangan dari Malaysia sering ada yang depresi. Terutama perempuan yang rentan mendapat perlakuan kasar selama bekerja,” kata Nur.

Pemerintah Malaysia, Jumat sore kembali mendeportasi 37 tenaga kerja Indonesia (TKI) berasal dari Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri atas 32 wanita dewasa, 3 laki-laki dewasa, dan dua bayi laki-laki melalui Pelabuhan Internasional Batam Center, Kota Batam.

Petugas pendamping TKI Kementerian Sosial RI Febriana mengatakan sebagian TKI yang dideportasi tidak mendapatkan bayaran seperti dijanjikan sebelumnya. Sebagian lagi juga pernah mengalami kekerasan selama bekerja di Malaysia. Sisanya dokumentasi yang dimiliki untuk bekerja di Malaysia sudah kadaluwarsa dan tidak diperpanjang.

Febriana mengatakan akan segera mengurus pemulangan para TKI ke daerah asal mereka dengan bekerja sama dengan PT Pelni. “Kalau tidak ada halangan, Rabu nanti mereka akan dipulangkan ke daerah asal melalui Jakarta dengan menaiki KM Kelud dari Perlabuhan Beton Batam. Seluruh biaya ditanggung pemerintah,” kata Febriana.

Selain Batam, Kota Tanjungpinang di Provinsi Kepulauan Riau menjadi daerah pemulangan TKI bermasalah dari Malaysia karena jaraknya sangat dekat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya