SOLOPOS.COM - Ilustrasi semut rangrang. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Wagiman, 54, warga Dukuh Kroyo, Desa Taraman, Kecamaan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah rela mengajukan utang Rp60 juta ke bank swasta demi bisa bergabung menjadi mitra bisnis ternak semut rangrang. Sesuai perjanjian dengan pihak bank, uang Rp60 juta itu sedianya bisa dilunasi dalam waktu enam bulan.

Oleh Wagiman, uang itu dipakai untuk membeli 40 paket semut rangrang yang dikelola CV Mitra Sukses Bersama (MSB) pada Maret 2019. Masing-masing paket senilai Rp1,5 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Secara matematis, ia akan mendapat untung Rp28 juta setelah lima bulan beternak semut rangrang. Dengan begitu, uang Rp60 juta yang dipakai modal usaha itu bisa langsung dikembalikan kepada pihak bank plus bunganya sebesar Rp550.000/bulan.

Demi Imunitas Warga & Roda Ekonomi, Puskesmas Gantiwarno Klaten Buka Depot Jamu

Akan tetapi, janji mendapatkan untung besar itu hanya isapan jempol. Alih-alih mendapatkan untung, uang Rp60 juta yang dipinjam dari bank justru raib seiring kolapsnya bisnis ternak semut rangrang yang dipelopori Sugiyono, mantan Sekretaris Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

"Seharusnya jadwal panen saya itu Oktober 2019, tapi gudangnya sudah tutup sejak pertengahan Mei. Karena uang saya tidak kembali, saya juga tidak bisa melunasi pinjaman bank. Bagi saya uang Rp60 juta itu sangat besar, sekarang saya juga dikejar-kejar bank untuk membayar angsuran," ujar Wagiman kepada Solopos.com, Selasa (11/8/2020).

Didatangi

Sampai sekarang, Wagiman masih kerap didatangi pegawai bank untuk menagih angsuran. Wagiman yang bekerja sebagai petani dan buruh serabutan sama sekali tidak memiliki uang untuk mengangsur pinjaman.

Selama lebih dari satu tahun terakhir, Wagiman hanya bisa membayar bunga sebesar Rp550.000/bulan. Sementara pinjaman pokok sebesar Rp60 juta untuk bisnis ternak semut rangrang masih utuh atau belum pernah tercicil.

Usai Indehoi, Suami Malah Bakar Istri karena Cemburu

"Karena perjanjian awal bakal dilunasi selama enam bulan, maka perjanjian itu akhirnya diperbarui atau diperpanjang terus. Di kampung sini, ada sekitar 100 warga yang ikut menjadi mitra. Sebagian besar uang mereka belum kembali," papar Wagiman.

Kantor dan Gudang CV MSB sudah beroperasi di Desa Taraman sejak 2014 lalu. Di Dusun Kroyo, hampir 60% atau sekitar 175 keluarga sudah menjadi mitra CV MSB. Mereka menanamkan modal mulai dari Rp30 juta hingga Rp850 juta.

Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya, Bos CV Mitra Sukses Bersama (MBS) yang bergerak dalam bisnis ternak semut rangrang di Sidoharjo, Sragen, Sugiyono, diciduk penyidik Polda Jateng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya