SOLOPOS.COM - Kondisi terkini mantan TKI asal Polokarto, Sukoharjo, yang mengidap kanker payudara, Siti Mu’awannah terkulai lemah dan tidak bisa diajak berkomunikasi, pada Minggu (9/4/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Kondisi terkini mantan TKI asal Polokarto, Sukoharjo, yang menderita kanker payudara, Siti Mu’awannah, semakin parah. Pemerintah dan sukarelawan telah berupaya memberikan pertolongan.

Sukarelawan pendamping Siti mengatakan dalam satu bulan biaya perawatan yang dibutuhkan mencapai Rp10 juta. Relawan SABER yang mendampingi Siti, Wirawan Setiadi, mengatakan biaya perawatan yang dibutuhkan Siti mencapai Rp300.000 setiap harinya. Hal itu berdasarkan kebutuhan obat yang diresepkan dokter bedah kepada Siti.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kondisi saat ini, makin melemah dan pada akhirnya sama sekali tidak bisa menggerakkan bagian tubuh perut ke bawah. Saat pulang kondisi ibu Siti makin drop, muncul luka dekubitus [luka baring] baru, lubang sebesar telur ayam,” katanya menceritakan kondisi Siti seusai menjalani pengobatan di rumah sakit beberapa waktu lalu saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (9/4/2022).

Baca juga: Ditinggal Salat Subuh, Motor di Halaman Masjid di Nguter Sukoharjo Raib

Ekspedisi Mudik 2024

Riwayat Sakit

Pada awal pertemuan dengan sukarelawan, mantan TKI asal Sukoharjo itu hanya mengatakan menderita syaraf terjepit dan menyebabkan kelumpuhan. Seiring berjalan waktu selama pendampingan baru diketahui bahwa ternyata Siti memiliki riwayat Kanker. Tak hanya itu, ternyata ada lubang di tubuh Siti, sebesar buah kelapa hinggga terlihat tulang ekornya.

Menurut Wirawan, biaya Rp300.000 setiap harinya digunakan untuk merawat luka Siti. Pada awalnya perawatan luka dibawa ke klinik di daerah Bendosari, Sukoharjo, dengan biaya sekali datang sekitar Rp300.000. Lantaran perawatan luka tidak termasuk dalam pembiayaan asuransi kesehatan, maka Siti hanya mampu melakukan perawatan dua pekan sekali.

Seiring berjalannya waktu, sel kanker di tubuh Siti makin menyebar mengakibatkan munculnya nanah dari tulang ekor. Setelah berkonsultasi dengan dokter di RS PKU Sukoharjo, keadaan Siti mengharuskannya dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Moewardi Solo (RSDM).

Baca juga: 5 Perwira Polres Sukoharjo Dimutasi, Termasuk Kasatreskrim

Namun, karena anggota keluarga tidak ada yang bisa mendampingi Siti dirawat di rumah sakit, akhirnya berdasarkan kesepakatan keluarga Siti hanya di rawat di rumah dengan sisa-sisa uang yang ada. Harta sisa bekerja sebagai TKW berupa lembu, kambing, dan tanah sudah terjual untuk biaya hidup.

“Ibu Siti hanya tinggal seorang diri, memiliki satu putra namun sang anak tinggal terpisah dan hanya menengok sehari sekali. Kondisi Ibu Siti hidup sebatang kara, tinggal menumpang di rumah saudara,” kata Wirawan.

Tak hanya melakukan pendampingan, Wirawan dan timnya juga telah berupaya melakukan penggalangan dana hingga berjalan dua kali. Menurutnya yang pertama terkumpul sejumlah Rp3,5 juta sedangkan yang kedua Rp6 juta.

Tak hanya itu, berdasarkan upayanya Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukoharjo dan pemerintah setempat juga telah menangani kasus Siti. Menurutnya, setelah mendengar keadaan mantan TKI di Polokarto itu, Dinsos Sukoharjo dan pihak kecamatan setempat langsung membawa Siti ke RSUD IR Soekarno.

Baca juga: Waduh, 1.000 Lebih Orang Dewasa di Sukoharjo Belum Punya Akta Kelahiran

Kehabisan Dana

Setelah itu Siti mendapat perawatan di RSUD selama 10 hari dan dipulangkan. Namun, upaya itu masih belum membuahkan hasil karena Siti masih harus melakukan perawatan lebih. Wirawan mengatakan, pihaknya sebagai pendamping Siti kini kewalahan mencari dukungan dana.

“Saat ini kami kebingungan untuk penggalangan dana lagi, sedangkan perawatan luka harus dilakukan setiap hari. Alhamdulillah kita mendapat dukungan dari DKK [Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo] yaitu kassa dan Na CL, tetapi kebutuhan lain masih belum tercukupi,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Sukoharjo Suparmin mengatakan pihaknya setelah mendapatkan informasi mengenai Siti Mu’awannah langsung menerjunkan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) untuk melakukan pendataan.

“Hari ini kita langsung ke rumah yang bersangkutan, sesuai arahan Ibu Bupati, untuk segera ditangani. Selain itu, kita serahkan bantuan dari Bupati berupa sembako dan alat masak,” jelas Suparmin.

Baca juga: Disperinaker Sukoharjo Kirim Surat ke Perusahaan Soal THR, Ini Isinya

Selama ini, Siti sebenarnya sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) Mandiri, namun lanjut Suparmin, akan diubah menjadi KIS yang dibiayai APBD Sukoharjo. Tidak hanya itu, namanya juga akan dimasukan ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos.

Pertimbangnnya, karena kondisi Siti yang sebelumnya pernah menjadi TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi kemudian sakit kanker payudara, sehingga layak mendapat bantuan. Dengan masuk ke DTKS Kemensos, yang bersangkutan bisa menerima bantuan sosial lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya