SOLOPOS.COM - Makam Kiai Sidik Premono di kawasan Sri Gading, Dusun Karakan, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Wonogiri mempunyai beberapa tempat yang biasa dikunjungi pejabat atau politisi sebelum mencalonkan diri sebagai calon legislatif atau kepala daerah.

Salah satu pemerhati tempat wisata religi, Matnawir, mengatakan selama ini ada dua tempat di Wonogiri yang populer dan biasa dikunjungi pejabat atau politisi. Tempat tersebut yakni Sendang Siwani di Kecamatan Selogiri dan Wisata Khayangan di Kecamatan Tirtomoyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia mengatakan, di Sendang Siwani terdapat petilasan Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa. RM Said merupakan seorang pejuang yang mencapi derajat tertinggi, yakni seorang raja. Petilasan dan sosoknya tersebut menjadi simbol yang diagungkan.

Download Petanya di Sini! Ini 3 Rute Bersepeda Sembari Wisata di Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Begitu juga di Khayangan terdapat petilasan tapa Raja Mataram yakni Sultan Agung Hanyakrakusuma. Selain Sultan Agung, beberapa raja di tanah jawa juga bertapa di daerah tersebut.

Matnawir mengatakan, tidak hanya di dua tempat tersebut, ada beberapa tempat di Wonogiri lainnya yang biasa dikunjungi pejabat atau politisi untuk memenuhi hajatnya. Tempat-tempat tersebut yakni Sendang Sinangka di Kecamatan Selogiri, Pantai Sembukan di Kecamatan Paranggupito, dan beberapa tempat lainnya.

Makam

Selain itu, ada beberapa makam juga yang sering dikunjungi, seperti Makam Pertama Bupati Wonogiri, Raden Hangabehi (R Ng) Djojosoedharso, makam Kiai Nur Muhammad di Kecamatan Baturetno, makam Kiai Sidik Premono di Kecamatan Tirtomoyo, makam Gedong Giyono di Kecamatan Purwantoro, makam Gunung Giri di Kecamatan Wonogiri.

"Makam orang yang sering dikunjungi tersebut semasa hidupnya mempunyai derajat yang tinggi. Biasanya orang zaman dahulu jika mempunyai derajat tinggi dimakamkan di perbukitan," kata Matnawir saat dihubungi Solopos.com, Rabu (26/8/2020).

Orang yang berkunjung ke daerah tersebut, menurut dia, biasanya mempunyai hajat, urusan pekerjaan, rezeki dan lain-lain. Adapun cara atau ritual yang dijalankan juga berbeda-beda.

Sanksi Warga Tak Bermasker di Klaten: KTP Ditahan Sepekan dan Menyapu

Jika orang Islam yang mempunyai pegangan syariat, mereka akan mendatangi makam dengan cara bertawasul, membaca tahlil dan membaca doa-doa. Jika dilakukan dengan ritual kejawen, caranya bergagam, ada yang berdiam diri hingga bertapa.

Para pengunjung, lanjut Matnawir, biasa melakukan ritual pada malam hari. Karena suasana malam lebih hening. Dan biasanya dilakukan pada malam tertentu, seperti malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon. Namun setiap pengunjung mempunyai kriteria sendiri.

"Setiap orang mempunyai cara tersendiri yang diyakini agar hajatnya terkabul. Selain itu setiap tempat mempunyai sejarah tersendiri. Di satu tempat jika dilakukan pada malam ini, dengan cara ini, maka akan mendapatkan ini. Begitu kiranya," tutur Matnawir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya