SOLOPOS.COM - Donald Trump berpidato saat inaugurasi Presiden AS, Jumat (20/1/2017) waktu setempat. (JIBI/Reuters/Yuri Gripas)

Donald Trump menemui sejumlah kegagalan dalam mengegolkan undang-undang penting dan reformasi ekonomi yang dia janjikan dalam 100 hari.

Solopos.com, JAKARTA — Pensyvania mungkin akan menjadi tempat yang paling dikenang oleh Presiden AS Donald Trump dan pendukungnya. Pasalnya, negara bagian itu menjadi saksi Trump saat mengukir kontrak politik sekaligus mempertanggung jawabkannya kepada AS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sabtu (29/4/2017) lalu, Trump tercatat telah melalui 100 hari masa kerjanya yang cukup krusial. Sebab, rentang waktu tersebut menjadi interpretasi awal bagi masyarakat AS dalam menilai kinerja pemimpinnya.

Periode itu menjadi semakin penting ketika sepekan sebelum pemilu Presiden AS pada 8 November 2016 lalu, dalam pidatonya di Pensylvania, Trump menjanjikan akan melakukan sejumlah gebrakan penting selama 100 hari kerjanya. Dalam hal ini, sektor ekonomi menjadi yang paling gencar dikampanyekannya, guna mewujudkan ambisi pertumbuhan ekonomi 4% selama empat tahun.

Adapun janji-jani itu antara lain penghapusan pembatasan aturan pada sektor energi, kebijakan perdagangan internasional yang lebih ketat dan pro-AS, reformasi pajak, paket infrastruktur US$1 triliun, dan penggantian Obamacare. Semuanya ditargetkan dapat tercapai pada 29 April 2017.

Namun, upaya Trump memenuhi janji itu tak semulus harapannya. Pengakuannya kepada Reuters beberapa waktu lalu menjadi indikasi awalnya. Kala itu dia mengatakan, bahwa menjadi Presiden AS tak semudah yang dibayangkannya.

Hal itu menjadi benar adanya ketika hingga 100 hari masa kerjanya, dia gagal meloloskan satupun undang-undang besar. Dia tercatat lebih banyak mencabut undang-undang atau aturan lama, daripada mewujudkan penggantinya. Penarikan diri AS dari Trans-Pacific Patnership (TPP), pencabutan Obamacare, pembatalan aturan pembatasan produksi karbon bagi perusahaan tambang, menjadi buktinya.

Salah satu momentum kegagalan terbesarnya adalah tidak diterimanya RUU Kesehatan pengganti Obamacare oleh Kongres AS Februari lalu. Belum lagi pengumuman tentang reformasi pajaknya juga dinilai masih abu-abu oleh pasar global.

Jika dibandingkan dengan pemimpin sebelumnya, apa yang dicapai Trump mungkin tak seberapa besar. Terekam, Trump telah menandantangani 13 dari 28 undang-undang di Gedung Putih. Terbanyak di atas apa yang telah dilakukan oleh mantan presiden AS Henry Truman. Namun, undang-undang (UU) yang ditandatanganinya itu mayoritas hanya berbentuk seremonial belaka dan bukan UU dengan pengaruh besar.

Berbeda dengan pemimpin AS sebelumya seperti Franklin Roosevelt yang berhasil merumuskan bagian kunci dari UU New Deal. Adapula Barack Obama yang berhasil merumuskan UU stimulus ekonomi dan asuransi kesehatan anak-anak, atau George W Bush yang berhasil meloloskan UU pendidikan yang diberi nama No Child Left Behind.

Sejumlah fakta itu bahkan diperparah pula oleh pengumuman pertumbuhan ekonomi AS yang melambat di masa kepemimpinan Trump. Seperti diketahui, produk domestik bruto (PDB) AS kuartal I/2017 yang hanya tumbuh 0,7% atau melambat dari kuartal I/2016 yang mencapai 2,1%. Di sisi lain, tenaga kerja AS juga hanya tumbuh rata-rata 178.000 per bulan, atau lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 187.000 per bulan.

Salah satu indikator ekonomi AS yang cukup menggembirakan hanya datang dari sektor manufaktur. Pasalnya, sepanjang Januari-Maret 2017, aktivitas pabrik Paman Sam mencapai tingkat tertingginya sejak 2014.

Selebihnya, data ekonomi AS berbalik negatif jelang akhir 100 hari kepemimpinan Trump. Salah satunya datang sektor keuangan. Tercatat saham perusahaan perbankan berhasil melonjak 26% sejak Trump terpilih hingga 1 Maret 2017, sebelum akhirnya turun 6% pascapengumuman rencana perpajakan pada Rabu (26/1/2017) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya