Jakarta [SPFM], Penawaran produk berupa kredit oleh industri perbankan melalui pesan singkat alias Short Message Service (SMS) kerap membuat nasabah terganggu. Pengalaman tersebut ternyata tidak hanya ditemui oleh masyarakat biasa. Tetapi juga dialami Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D. Hadad. Dia mengaku, kerap mendapatkan SMS penawaran kredit kepemilikan rumah (KPR).
Menurut Muliaman sebagai konsumen perbankan masyarakat hendaknya jeli dalam memberikan data-data kepada setiap institiusi jasa keuangan termasuk bank. Dan ketika masyarakat ingin mengetahui atau ikut membeli produk bank maka harus dilihat prospektusnya secara lengkap. Dengan demikian, nomor telepon dan data-data penting lainnya tidak akan bocor ke pihak lain. [dtc/ria]
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi