SOLOPOS.COM - Kerabat salah satu terduga teroris, Mulyanto. (Bony EW/JIBI/SOLOPOS)

Kerabat salah satu terduga teroris, Mulyanto. (Bony EW/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Detasemen khusus (Densus) 88 menangkap tiga terduga teroris Widuro, Feri dan Bambang, warga RT 002/RW 002, warga Dusun Pulosari, Desa Sroyo, Kecamatan Jaten, Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Widuro ditangkap di Musala Uswatun Ummah sementara Feri dan Bambang ditangkap di kediaman mereka. Selang sehari, dua terduga teroris lainnya Feri dan Bambang diringkus di rumahnya pada Jumat (7/12) sekitar pukul 15.00 WIB.

Rumah ketiga terduga teroris tersebut saling berdekatan. Polisi segera memasang police line di sekitar rumah terduga teroris yang ditangkap tersebut.

Mulyanto, kerabat terduga teroris Widuro, mengatakan Widuro yang usianya 18 tahun dan dikenal sebagai pedagang rosok, tidak pernah ikut kegiatan-kegiatan tertentu yang mencurigakan.

Sosok Widuro dikenal pribadi yang taat menjalankan ibadah. Dia selalu menunaikan shalat lima waktu berjamaah.  Orangtua Widuro merantau ke Kendari, Sulteng, sementara Widuro diasuh oleh neneknya. “Saya tidak terima dengan penangkapan Widuro karena dia tak pernah terlibat tidnak kejahatan,” ujar Ketua RW 002 tersebut.

Sementara istri terduga teroris lainnya Feri, Indah, tidak menyangka suaminya ditangkap oleh Densus 88. Feri sendiri bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik di Karanganyar. Selama ini, suaminya tidak pernah terlibat tindak kejahatan. Setelah bekerja, dia selalu menemani keluarganya di rumah. Indah berharap polisi segera melepaskan suaminya yang diringkus Densus 88. “Sehabis pulang kerja selalu di rumah, saya berharap segera dilepaskan,” paparnya.

Sebagaimana diberitakan Solopos.com, Kabag Penum Polri, Kombes Pol Agus Riyanto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (7/12), mengatakan ketiganya mempunyai peran yang berbeda. Mereka merupakan bagian dari kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI).

Terduga Widuro, diduga mengikuti pelatihan militer dan perakitan bom di Gunung Wilis, Madiun, bersama tersangka Abu Hanifah yang merupakan pimpinan kelompok HASMI.

“Sementara untuk dua terduga lain, Feri dan Bambang mempunyai peranan menerima titipan cairan kimia, dan juga bubuk bahan peledak. Dia menerima titipan tersebut dari Abu Hanifah,” ucap Agus.

Agus menambahkan, ketiganya saat ini masih melakukan pemeriksaan lanjutan. “Kita masih melakukan pendalaman dengan bukti dan informasi yg kita miliki,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya