SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Solopos.com) – Penjaga sekolah di SMPN 6 Sukoharjo, Haryanto, warga Ledok, Kenongkorejo, Polokarto, yang menjadi terduga teroris ditangkap aparat Densus 88, Jumat (13/4) pagi. Aparat menyita 500 butir amunisi di rumah dinas sekolah yang ditempati terduga.

Sementara sebelumnya, Kamis (12/5) siang, aparat Densus 88 juga menangkap Heri Budiarto, 30, warga yang tinggal di rumah kontrakan di Perumahan Wirun Permai Blok B XII RT 3/RW X, Wirun, Mojolaban. Warga Semanggi RT 2/RW V, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, itu ditangkap di sebelah barat perlintasan kereta api jurusan Solo-Wonogiri, Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jumat (13/5), Heri dihentikan secara paksa sekitar pukul 13.00 WIB saat mengendarai sepeda motor bersama istrinya, Isma Nur Rahmawati dan anaknya, Ami. Penangkapan disaksikan sejumlah pedagang di lapak-lapak PKL sekitar lokasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Aparat sempat memberi tembakan peringatan. Tembakan dilakukan saat warga ingin menolong Heri dari sergapan. “Orang-orang menyangka kejadian itu kecelakaan lalu lintas, karena motor yang dikendarai orang itu (Heri) jatuh. Tapi karena ada tembakan ke udara, warga langsung mundur dan menyangka orang itu terlibat sebuah kasus,” kata seorang pedagang yang ditemui di sekitar lokasi, Memet, 40.

Saksi lain, Sukam, 50, mengatakan penangkapan berlangsung cepat. Aparat yang diperkirakan berjumlah lima orang itu langsung memasukan Heri ke mobil Daihatshu Xenia warna putih. Namun, istri dan anak Hari tak dimasukkan ke mobil. Isma kemudian berjalan kaki menuju Wartel di sekitar lokasi kejadian. “Semalam sudah banyak yang menanyakan hal itu ke sini. Tapi kami belum tahu secara pasti. Kami baru tahu Heri terlibat teroris dari berita,” kata tetangga sebelah rumah kontrakan Heri, Tri Sumarsongko, 47.

Ia dan tetangga lainnya, Mustopa, 45, mengatakan ada aktivitas puluhan pria tak dikenal di sekitar perumahan itu sejak Kamis siang. “Kami waswas dan resah. Tapi saya yakin itu orang-orang kepolisian memakai baju preman,” jelasnya.

Ia menjelaskan Heri masih terlihat beraktivitas di rumah kontrakan pukul 10.00 WIB. Namun setelah itu, Heri beserta istri dan anaknya belum kembali ke rumah sampai Jumat siang.

Menurut mereka, Heri biasa hilir mudik ke Semanggi dan Mojolaban dalam waktu-waktu yang tak pasti. Menurut sejumlah warga, Heri dan istrinya aktif bersosialisasi di perumahan. Heri juga dikenal sebagai orang yang tak memiliki ciri khusus mencurigakan.

Terpisah, ayah Heri, Samiyo, 50, warga Semanggi RT 2/RW V, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jumat, menuturkan Isma memberi tahu kepadanya bahwa Heri telah ditangkap oleh sekelompok orang di dekat perlintasan kereta api (KA) di Plumbon. Samiyo yang sedang menderita stroke mengatakan Isma juga melaporkan kejadian itu ke Wito, Ketua RT 2/RW V, Semanggi.

Samiyo mengaku tidak tahu pasti identitas kelompok yang menangkap putranya itu. Heri merupakan anak pertama dari lima bersaudara yang rajin beribadah di masjid. Heri beserta keluarganya tinggal bersama Samiyo dan sehari-hari bekerja membuka jasa cuci sepeda motor. Di mata Samiyo, putranya tidak pernah terlibat pada kelompok atau organisasi tertentu.

hkt/m93

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya