SOLOPOS.COM - Warga yang mengatasnamakan Forum Peduli Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, melakukan demonstrasi di halaman Balaidesa Sendangrejo, Kamis (11/6/2015). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Demonstasi Sleman, Supardi menuding Pemerintah Desa Sendangrejo saat ini cenderung arogan

Harianjogja.com, SLEMAN—Tiga orang warga Desa Sendangrejo, Kecamatan, Minggir, Sleman, menggelar aksi demonstrasi di halaman balaidesa setempat, Kamis (11/6/2015). Dalam orasinya, mereka menuding kepala desa telah bertindak arogan dengan kebijakan yang dikeluarkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga warga yang sudah berusia di atas 50 tahun itu antara lain Supardi, Bayu Indra Purnomo dan Djemingan. Mereka datang menggunakan sebuah mobil pikap dilengkapi dengan pengeras suara dan selembar spanduk warna putih. Di depan balaidesa, mereka kemudian berorasi secara bergantian selama hampir satu jam.

Dalam orasinya, Supardi menuding Pemerintah Desa Sendangrejo saat ini cenderung arogan. Segala kebijakan tidak pro rakyat dan pemanfaatan anggaran lebih banyak untuk kebutuhan aparat desa. Ia mengkritik kebijakan peralihan tanah kas desa menjadi bengkok atau hak pakai perangkat yang diputuskan tanpa melalui Peraturan Desa (Perdes).

“Kemudian pelanggaran LPJ 2014, akhir tahun, sudah melebih batas kewenangan,” ujarnya.

Bayu Indra Purnomo menambahkan, ia melihat adanya unsur penggelembungan anggaran dalam APBDes, serta pengerjaan RAPBDes yang tertutup tidak segera terselesaikan.

“Kami ingin minta foto kopi RAPBDes tapi tidak boleh. Penyelewengan lain, sewa tanah kas desa tidak dimasukkan dalam APBDes,” ujarnya.

Sesuai Aturan
Kepala Desa Sendangrejo, Catur Tri Suwanti mencoba menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan tiga warganya dengan kepala dingin. Ia mengajak Supardi, Bayu Indra Purnomo dan Djemingan bermusyawarah di aula balaidesa. Meski demikian, dengan alasan masih dalam revisi RAPBDes di kecamatan, dia tidak bisa memberikan foto kopian seperti permintaan ketiga warganya itu.

“Jangan khawatir, semua ada prosesnya. Nanti jika APBDes sudah ditetapkan, semuanya akan kami pasang di tempat umum agar semua masyarakat bisa mengakses,” katanya.

Catur justru berterima kasih dengan aksi yang dilakukan ketiga warganya itu, terlebih mereka mengatasnamakan Forum Peduli Desa Sendangrejo. Catur berjanji akan menampung segala aspirasi masyarakat. Menurutnya, pemerintah desa telah bekerja sesuai aturan. Bahkan telah lolos pemeriksaan rutin dari Inspektorat Sleman. Kendati demikian, ia memaklumi jika ada warga yang mempersoalkannya, sehingga dia bisa diberikan penjelasan lebih detail.

“Tiap dusun sudah kami minta untuk menggelar musyawarah dusun merancang semua kegiatan, baik sosial maupun ekonomi,” katanya menambahkan.

Ketiga pendemo itu merasa kecewa karena tuntutannya belum dipenuhi. Mereka akan menempuh jalur hukum terkait dugaan penyelewengan tersebut. Ketiganya justru meninggalkan ruang aula meski pertemuan belum ditutup secara resmi.

Kasi Pembangunan Pemerintah Kecamatan Minggir, Hendri Susilo yang juga hadir menemui pendemo mengakui bahwa penyusunan RAPBDes saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Saat ini cenderung lebih rumit sehingga butuh beberapa kali revisi.

“Karena ada beberapa mata anggaran yang berubah, dulu tidak ada dana transfer, sekarang ada. Jadi butuh waktu dan kecermatan dalam menyusun,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya