SOLOPOS.COM - Pengunjuk rasa membentangkan spanduk dalam aksi demonstrasi soal PT RUM di di depan gedung Setda Sukoharjo, Senin (23/12/2019). (Solopos-Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Ratusan warga terdampak bau busuk limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM) Nguter Sukoharjo menduduki kantor Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo, Senin (23/12/2019).

Aksi ini merupakan buntut demo berulang di kompleks PT RUM Sukoharjo yang tak direspons manajemen pabrik.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Padahal hingga saat ini warga masih menciuum bau busuk itu. Tak hanya dirasakan warga di wilayah Sukoharjo, bau busuk juga menyebar di sebagian Wonogiri dan Karanganyar.

Selama hampir enam jam, massa memblokade jalan di depan Gedung Sekretariat Daerah (Setda) Sukoharjo untuk mendesak Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya segera menutup pabrik serat rayon tersebut.

Berbekal Rp5.000, Pedagang Cabuli 17 Bocah SD

Ratusan massa datang dengan konvoi menggunakan kendaraan roda dua, mobil, kereta kelinci, hingga bus.

Ekspedisi Mudik 2024

Massa bergerak dari Kantor Kecamatan Nguter dan tiba kantor Setda Sukoharjo sekitar pukul 10.30 WIB.

Orgasme Perempuan Sama dengan Pipis? Ini Penjelasan Dokter

Mereka melakukan longmarch dengan membentangkan beragam spanduk di antaranya berisi tulisan "tolak PT RUM", "Tutup PT RUM", "Stop Cemari Lingkungan", dan lainnya.

Konvoi ini mengakibatkan arus lalu lintas tersendat. Bahkan 12 truk dan satu bus pengangkut anggota TNI AU seusai latihan di Pacitan terjebak di sela-sela aksi massa di depan Gedung Setda.

Mulai 2020, RS Panti Waluyo Solo Tak Layani Pasien BPJS

Situasi ini karena massa memblokade Jl Jenderal Sudirman setelah pintu gerbang Gedung Setda ditutup aparat keamanan. "Karena pintu gerbang ditutup oleh polisi, maka kita blokade jalan sepenuhnya," tandas salah satu peserta aksi dari atas truk komando.

Salah satu orator M. Hisbun Payu yang akrab disapa Is, dari atas truk komando mengatakan blokade jalan akan dihentikan jika massa diperbolehkan masuk ke halaman Setda Pemkab Sukoharjo.

Tips Siapkan Anak Agar Tak Iri dengan Kehadiran Adik Baru

"Mohon maaf pada pengguna jalan yang terganggu perjalannya karena aksi blokade," ujarnya.

Polisi berusaha mengatur arus lalu lintas guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas di jalur utama Sukoharjo tersebut.

Pengaturan dilakukan dengan mengalihkan arus lalu lintas dari arah Wonogiri menuju Sukoharjo dan Solo ke timur melewati RSUD Ir Soekarno dan RS Nirmalasuri.

Rumah 2 Lantai di Trucuk Klaten Dipasangi Stiker Miskin

Massa secara bergantian berorasi menuntut penutupan PT RUM. Sebagian massa emak-emak membunyikan kentongan sebagai bentuk bau busuk limbah PT RUM.

Bahkan emak-emak ini membawa anak-anak untuk mengikuti aksi. Selama berjalannya aksi, anak-anak terlihat digendong dan sebagian keleleran di jalanan. Namun tak sedikit pula yang memilih beristirahat di kereta kelinci.

Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur Saat Tidur

Aksi demo sempat berhenti saat azan zuhur dan peserta aksi menunaikan ibadah salat, istirahat, serta makan siang. Aksi demo kembali dilanjutkan sekitar pukul 12.30 WIB untuk menuntut Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menemui massa.

"Pak Wardoyo, kami ini rakyatmu, anakmu yang sudah dua tahun lebih menderita karena bau busuk dari PT RUM," ujar salah seorang peserta aksi saat berorasi.

Bupati

Dalam kesempatan itu, warga peserta aksi demo banyak yang membawa kentongan yang dipukul saat orator menyampaikan orasinya. Selain warga terdampak PT RUM, aksi demo juga diikuti oleh elemen mahasiswa dan masyarakat lain.

Indehoi di Indekos Sukoharjo, 4 Pasangan Diciduk

"Kami minta Bupati segera menutup PT RUM. Satu-satunya orang yang bisa menutup PT RUM hanyalah Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya SH MH," teriak massa.

Gelombang aksi demo warga yang didukung mahasiswa ini kembali dilakukan karena dalam aksi sebelumnya selama tiga hari berturut-turut pada 10-12 Desember dan 20-21 Desember lalu, belum membuahkan hasil.

Bikin Bangga! Sekolah Kapal Pesiar Blue Ocean Solo Raih Juara Tingkat Nasional

Perwakilan massa, Hirman menyampaikan aksi ini akan terus digelar hingga ada kejelasan akan tuntutan warga. Menurutnya penderitaan warga menghirup bau busuk sudah cukup lama terjadi sejak 2017.

"Kami menuntut Bupati Sukoharjo untuk meningkatkan sanksi administratif pada PT RUM," pintanya.

Dia mengatakan sanksi administratif pernah diberikan oleh Bupati Sukoharjo pada 2018 yang tertuang dalam SK Bupati Nomor 660.1/207.

Asyik, Pelajar SMA/SMK Negeri di Jateng Tak Perlu Bayar SPP Mulai Januari 2020



Sanksi tersebut berupa Paksaan Pemerintah untuk Penghentian Sementara Kegiatan Produksi PT RUM dan memberi kewajiban melakukan perbaikan pengolahan limbah selama 18 bulan sejak 22 Februari 2018 sampai 22 Agustus 2019.

Namun hingga batas waktu 18 bulan tersebut habis, PT RUM masih mengeluarkan bau yang semakin menyengat sehingga warga terpaksa mengungsi ke depan rumah bupati Sukoharjo pada 25 Oktober 2019.

Ayah Ditahan KPK, Dita Soedarjo: Natal 2019 Terberat di Hidupku

Setelah itu, Pemkab Sukoharjo memberikan perintah kepada PT RUM untuk mengurangi produksi dan melakukan perbaikan dampak bau selama satu pekan terhitung sejak 26 Oktober 2019.

Apabila tidak berhasil menghilangkan bau, pabrik itu diminta menghentikan sementara kegiatan produksi.

Waduh, Kalori Kerupuk Setara Sepiring Nasi

Namun kenyataanya sampai sanksi dan perintah itu habis, PT RUM terus melakukan pencemaran lingkungan dan Bupati Sukoharjo tidak meningkatkan sanksi tersebut.

“Seharusnya berdasarkan SK Bupati Nomor: 660.1/207 tahun 2018, sanksi untuk PT RUM di naikkan lagi karena PT RUM tidak mampu melaksanakan kewajibannya untuk mengendalikan bau busuk,” katanya.

Spesifikasi Gahar Asus ROG Phone II, Smartphone Gaming Terkuat di Dunia



Hirman menilai PT RUM telah melakukan pencemaran udara maupun cair sehingga sangat merugikan warga.

Bupati Sukoharjo sebagai pemberi izin lingkungan kepada PT RUM diminta melakukan pengawasan ketat dan meningkatkan sanksi administrasi untuk PT RUM.

Tak Melulu Kejar Kemewahan, Ini yang Bikin Remaja di Solo Mau Jadi Simpanan Om-Om

“Kami akan terus melakukan aksi demo jika bau busuk masih menebar teror bagi masyarakat. Terlebih lagi, warga terdampak bau busuk justru meluas hingga Kabupaten Wonogiri dan Karanganyar,” katanya.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya