Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah akademisi, aktivis, dan elemen masyarakat sipil Indonesia belakangan ini mengemukakan kesepahaman bahwa kualitas demokrasi Indonesia mengalami kemunduran. Pada sisi yang lain ada pendapat demokrasi di Indonesia tidak layak disebut mundur karena memang belum pernah maju.
Pemimpin Redaksi Jurnal Prisma terbitan Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Harry Wibowo, dalam diskusi daring soal represi dan kekerasan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan LP3ES dan Asosiasi Studi Sosio Legal Indonesia (Asslesi) pada Sabtu (12/2/2022) mengemukakan keraguan atas tesis demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.