SOLOPOS.COM - Puluhan mahasiswa menggelar aksi menolak kenaikan harga di pertigaan traffic light Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (9/1/2017). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Demo Sukoharjo, aksi demo kembali terjadi di pertigaan dekat kampus UMS.

Solopos.com, SUKOHARJO — Aksi unjuk rasa kembali dilakukan mahasiswa di pertigaan Jl. A. Yani dekat kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (9/1/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Materi yang diusung sama dengan aksi sebelumnya di tempat yang sama, Jumat (6/1/2017), yakni protes soal kenaikan berbagai macam tarif layanan administrasi di kepolisian. Pantauan Solopos.com, puluhan mahasiswa berkumpuk di pertigaan traffic light UMS, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Senin.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka menyatakan penolakan atas kenaikan sejumlah harga dan biaya administrasi surat tanda nomor kendaraan (STNK), buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), kenaikan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, kenaikan tarif dasar listrik (TDL), dan pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan rumah tangga 900 VA.

Kenaikan harga berbagai hal itu dinilai menyengsarakan rakyat. Karena itu, sekitar 60 mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (BEM UMS), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Solo dan Sukoharjo, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sukoharjo dan Sekolah Tinggi Agam Islam Mambaul Ulum Surakarta (Staimus), mendesak pemerintah menurunkan atau membatalkan kenaikan tersebut.

“Ini adalah penyiksaan terhadap rakyat, penyakit tahun lalu belum selesai, memasuki tahun baru pemerintah memberi pil pahit menyiksa rakyat dengan menaikkan harga BBM dan lainnya,” ujar koordinator aksi, Nanda Firman, ketika ditemui wartawan di sela-sela aksi.

Menurut dia, jika tidak ada respons dari pemerintah mahasiswa siap menggelar aksi lebih besar lagi. “Nanti akan ada aksi 121 yaitu seluruh mahasiswa se-Indonesia akan turun ke jalan,” kata Nanda yang juga Kabid Hikimah IMM Sukoharjo ini.

Sementara itu, koordinator aksi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Mambaul Ulum (Staimus), Joni Maryanto, mengatakan datang bersama 15 mahasiswa pada aksi tersebut. Ia dan teman-temannya juga sepakat mendesak pemerintah membatalkan kenaikan berbagai harga dan biaya tersebut.

Sedangkan Kapolsek Kartasura, AKP Demianus Palulungan, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, mengatakan guna mengamankan jalannya aksi, puluhan petugas gabungan dari Polsek Kartasura dan Polres Sukoharjo dikerahkan.

“Kami di sini hanya mengamankan dan menjaga agar aksi tidak membuat jalan macet. Selain itu mereka yang aksi ini juga sudah tahu kok aturan mainnya,” kata dia.

Sementara itu, aksi demo itu sempat membuat arus lalu lintas di Jl. A. Yani tersendat baik dari arah Solo ke Jogja atau Semarang maupun sebaliknya. Mahasiswa yang berdemo membuat lingkaran di tengah pertigaan. Aksi yang berlangsung kira-kira 45 menit ini bubar dengan tertib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya