SOLOPOS.COM - Warga Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, berunjuk rasa di depan balai desa setempat, Rabu (4/1/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Demo Sragen, Kades Hadiluwih diduga melakukan korupsi.

Solopos.com, SRAGEN — Kasat Reskrim Polres Sragen AKP Supadi menjelaskan sudah menerima laporan dugaan kasus penyelewengan dana desa oleh Kepala Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, kata dia, polisi masih mengumpulkan data untuk melengkapi bahan penyelidikan. “Proses penyelidikannya baru sampai 50%. Kami juga sudah mengaudit secara manual dengan kalkulator. Selama belum ada putusan sidang tetap, saya minta warga tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah,” papar Supadi, di sela-sela audiensi dengan warga Desa Ngadiluwih yang berunjuk rasa di balai desa setempat, Rabu (4/1/2016).

Pantauan Solopos.com, ratusan warga Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, berunjuk rasa di depan balai desa setempat, Rabu. Mereka mendesak aparat penegak hukum menindak Kepala Desa Hadiluwih Wiranto yang diduga melakukan praktik korupsi dana desa.

Para pengunjuk rasa membawa poster berisi tuntutan agar pihak berwenang menegakkan hukum. Warga juga berorasi secara bergantian untuk menyuarakan aspirasi mereka.

“Jalan desa sangat buruk. Masuk desa isinya lumpur. Ke mana larinya uang dana desa. Pembangunan jalan yang memikirkan malah [warga] yang di perantauan,” kata Purwanto, perwakilan RT 006 Hadiluwih, dalam orasinya.

Sementara Sri Mulyono, warga Dukuh Kedungdowo Hadiluwih, menyatakan surat pertanggungjawaban (SPj) dan rancangan anggaran belanja (RAB) sudah dibuat untuk pembangunan gorong-gorong tapi tidak ada kegiatannya. “Dalam RAB dan SPj itu tertera Rp11 juta untuk pembangunan gorong-gorong. Tapi, kegiatan itu tidak ada. Ini menandakan masyarakat sudah dibohongi,” ungkap dia berorasi.

Koordinator aksi Sutarno mengatakan ada dugaan penyelewengan penggunaan dana desa. Dalam SPj, terdapat alokasi anggaran untuk honor pekerja dalam pembangunan fisik. Padahal, pekerjaan itu diselesaikan secara kerja bakti.

Warga juga mencium dugaan penyelewengan dana pembangunan dua talut jalan masing-masing senilai Rp142 juta. “Sekarang pembangunan talut itu tidak jalan padahal sudah tutup tahun anggaran. Warga hanya dititipi semen 30 karung,” jelas Sutarno.

Warga juga mencium dugaan mark up dalam belanja inventaris kantor. Dalam SPj, pembelian seperangkat sound system menelan dana Rp15 juta, sementara setelah dicek di toko harganya hanya Rp900.000.

Dalam SPj tertera dana Rp11,5 juta untuk pembelian dua unit laptop. Padahal, hanya ada satu laptop yang dibeli seharga Rp5 juta. “Dalam SPj juga tertera dana Rp6,8 juta untuk pembelian satu unit TV. Padahal setelah kami cek ke toko, harga TV itu hanya Rp2,5 juta,” papar Sutarno.

Setelah berorasi selama hampir 30 menit, perwakilan warga mengikuti audiensi bersama kepolisian, pemerintah desa, dan Danramil Sumberlawang. Sementara itu, Kades Hadiluwih Wiranto menyatakan menerima aspirasi warga. Dia berterima kasih warga berunjuk rasa dengan damai. “Terkait masalah ADD [alokasi dana desa] dan DD [dana desa] semua sudah ditangani Inspektorat dan Polres. Nanti hasilnya apa saya terima. Saya tanggung jawab apa akibatnya. Kita warga negara yang baik, kita taat hukum,” kata dia yang disambut sorakan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya