SOLOPOS.COM - Puluhan pedagang Pasar Masaran, Sragen, berunjuk rasa di halaman Kantor Disperindag Sragen, Senin (24/7/2017) sekitar pukul 10.30 WIB. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Para pedagang Pasar Masaran berunjuk rasa di halaman Kantor Disperindag Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan pedagang Pasar Masaran, Sragen, kembali menggelar aksi unjuk rasa menuntut penataan tempat berjualan, Selasa (24/7/2017) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi berlangsung di halaman Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen sekitar pukul 10.30 WIB. Mereka menggelar aneka dagangan di halaman kantor itu.

Aksi tersebut mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen. Para pedagang didampingi aktivis Forum Masyarakat Sragen (Formas). (Baca juga: Tuntut Keadilan, 30 Pedagang Pasar Masaran Mengadu  DPRD)

Ekspedisi Mudik 2024

Para pedagang sedianya ingin menemui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen, Untung Sugihartono. Namun hingga aksi usai, Untung tak bisa ditemui. Untung dinilai bisa menyelesaikan masalah mereka.

Lima bulan terakhir para pedagang beberapa kali menggelar aksi unjuk rasa yang dilatari ketidakpuasan atas penataan pedagang setelah pasar direvitalisasi. Sejumlah pedagang mendapat tempat yang tak strategis sehingga pendapatan mereka turun drastis.

Ketua Formas, Andang Basuki, mengaku sangat kecewa dengan lambannya penyelesaian masalah pedagang. Menurut dia, lima bulan bukan waktu yang singkat bagi pedagang.

“Pedagang butuh solusi sekarang juga. Bila dibiarkan tanpa penyelesaian kondisi mereka akan semakin miris. Banyak dari mereka yang stres dan masih terjerat utang,” tutur dia.

Penuturan senada disampaikan salah seorang pedagang peserta aksi, Waginem, 60. Sejak dirinya ditempatkan di bagian tengah pasar, pendapatannya terjun bebas.

“Saya jualah daging ayam. Sebelum pasar dibangun alhamdulillah omzet bagus. Tapi sejak dipindah ke tengah pasar omzet harian jadi anjlok,” ujar warga Pringanom tersebut.

Waginem meminta agar lokasi berjualan dia dan teman-temannya dikembalikan ke tempat semula. “Karena sepi belakangan saya pindah ke dekat area parkir,” imbuh dia.

Pedagang lainnya, Tukinem, menuturkan kondisi ekonominya lima bulan terakhir amburadul. Pendapatan harian ibu tiga orang anak itu turun drastis setelah Pasar Masaran direvitalisasi.

Pemicunya penempatan lokasi berjualan yang tidak strategis. “Suami saya sakit. Sekarang saya jadi tulang punggung keluarga. Oalah pak pendapatan harian kecil banget. Itu pun saya masih harus bayar angsuran koperasi,” keluh Tukinem.

Perwakilan pengunjuk rasa diterima Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen, Tri Saksono. Dalam pertemuan itu aktivis Formas meminta solusi sesegera mungkin.

Sedangkan Tri Saksono mengatakan aspirasi pedagang sudah ditampung dan segera dilaporkan kepada kepala dinas yang kebetulan hari itu sedang mengikuti diklat pimpinan. “Solusi terbaik harus dicari bersama tanpa menimbulkan masalah baru. Kami sedang mengupayakan solusi terbaik yang bisa diterima semua pihak,” terang dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya