SOLOPOS.COM - Puluhan warga Desa Sepat mendatangi PT Tigas Pilar Sejahtera (TPS) Food Sragen di Jl. Batu Jamus-Grompol, Dukuh Tengkikrejo, Desa Sepat, Masaran, Sabtu (12/8/2017) sore. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

PT TPS Food Sragen memenuhi semua tuntutan warga saat mediasi di balai desa setempat.

Solopos.com, SRAGEN — PT Tigas Pilar Sejahtera (TPS) Food akhirnya memenuhi semua tuntutan warga yang disampaikan saat demo hingga merobohkan tembok belakang pabrik Jumat (11/8/2017) malam hingga Sabtu (12/8) dini hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Aksi demo diikuti ratusan warga dari Dukuh Tengkikrejo, Selorejo, Sepat, Gandu, Wonorejo, dan Pucuk.

Warga Sepat, Samidi, saat ditemui Solopos.com, Sabtu, mengatakan ada sejumlah tuntutan yang ingin disampaikan warga kepada pimpinan PT TPS Food Sragen. Samidi sebagai wakil warga meminta kompensasi untuk masalah lingkungan, kompensasi uang debu, dan meminta suara mesin uap yang menjadi pembangkit listrik itu dihentikan karena berdampak pada warga yang berpenyakit jantung.

“Selain itu petugas humas warga Sepat dengan PT Tigas Pilar harus diambilkan orang Sepat bukan orang dari Krebet. Warga juga mempertanyakan jalan yang dibuntukan dan saluran air yang ditutup dengan jaring besi,” imbuhnya.

Semua tuntutan warga dan persoalan aksi warga itu akhirnya dirampungkan dengan mediasi di Balai Desa Sepat pada Sabtu sore. Mediasi itu sedianya digelar pada Senin (14/8/2017). Namun warga sudah berkumpul di balai desa.

Pimpinan HRD PT TPS Food Sragen, Mustain, didampingi Kepala Desa Sepat Ahmad Sahida dan perwakilan dari pimpinan kecamatan bermusyawarah bersama. Semua tuntutan warga itu pun disampaikan dalam forum yang dihadiri puluhan warga itu.

“Kita berkumpul di balai desa ini untuk memecahkan persoalan. Pertama-tama kami mohon maaf kepada warga atas ketidaknyamanan dari PT TPS Food. Kami tidak ada maksud sengaja untuk membuat warga tidak nyaman. Persoalan ini menjadi pelajaran bagi kami dan untuk perbaikan bersama,” ujar Mustain dalam forum dialog itu.

Dia menjelaskan kapasitas gas pada PLTU itu sudah dikurangi dari 25%, 50%, kemudian dimatikan sampai sekarang. Keluhan terkait petugas humas, Mustain menyatakan petugas humas untuk warga Sepat yang dari Krebet diberhentikan dan digantikan orang Sepat.

Keputusan Mustain disambut tepukan tangan puluhan warga. Para warga pun menunjuk tokoh masyarakat Sepat, Wardi, sebagai petugas humas yang bertugas mengomunikasikan kepentingan warga dengan kepentingan perusahaan PT TPS Food Sragen. Akhirnya, Mustain dan Wardi pun berpelukan. Persoalan berikutnya dibahas secara kekeluargaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya