SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SMAN 2 Salatiga berdemo di depan sekolah yang bertempat di Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, Jateng, Selasa (14/2/2017). (Facebook.com-Edi Yuli Anto)

Demonstrasi yang digelar siswa SMAN 2 Salatiga berbuntut ancaman dikeluarkannya beberapa siswa.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pungutan biaya rekreasi yang tak transparan memicu demonstrasi siswa SMAN 2 Salatiga, Selasa (14/2/2017) lalu. Bukannya berbuah transparansi anggaran, sejumlah siswa demonstran kini justru diancam drop out (DO) alias dikeluarkan dari sekolah.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SMAN 2 Salatiga, Selasa lalu, berdemonstrasi untuk menuntut pihak sekolah transparan dalam pemungutan dana rekreasi dengan memberikan perincian dana. Nyatanya, demonstrasi itu berbuntut dengan ancaman kepala sekolah yang akan mengeluarkan sejumlah siswa.

Informasi itu dipaparkan pengguna akun Facebook M. Noer Jour di dinding grup Facebook Kabar Salatiga, Kamis (16/2/2017). Ia juga memberikan tautan dari salah satu laman berita online terkait aib dunia pendidikan Kota Salatiga itu ke dinding grup Facebook tersebut.

Dari laman berita online itu disebutkan bahwa Kepala SMAN 2 Salatiga Wahyu Atuti memanggil lima siswa ke ruangannya setelah demonstrasi usai. Bukannya meminta maaf karena telah mencemarkan nama baik sekolahnya karena telah memberlakukan pungutan tanpa transparansi yang jelas, kepala sekolah itu justru menuduh anak didiknya yang membuat aib.

Salah satu siswa yang tak berkenan disebutkan namanya menyatakan bahwa sang kepala sekolah menuduh mereka telah mencemarkan nama baik salah satu sekolah negeri di Salatiga itu. Atas dasar itulah, Wahyu Atuti mengancam akan men-drop out (DO) atau mengeluarkan sejumlah siswa dari sekolah yang dipimpinnya.

Namun berdasarkan informasi yang dihimpun Semarangpos.com dari berbagai sumber, Wahyu Astuti menyangkal telah mengancam siswa-siswa di-drop out (DO) atau dikeluarkan dari sekolah. Ia berkilah, untuk mengeluarkan siswa dari sekolah bukanlah hal mudah karena untuk mewujudkannya ada peraturan yang harus ia patuhi.

Kendati sempat dibantah sang kepala sekolah, kabar tentang pengancaman sejumlah siswa SMAN 2 Salatiga itu terlanjur menyebar di media sosial. Banyak netizen yang lantas melontarkan cibiran kepada SMAN 2 Salatiga—utamanya sang kepala sekolah.

Sementara itu, sejumlah netizen yang mengaku sebagai alumni SMAN 2 Salatiga meruapkan rasa malu mereka atas beredarnya kabar tentang aib dunia pendidikan salatiga tersebut. “Sebagai alumni malu dengan kejadian ini,” tulis pengguna akun Facebook Muhammad Aditya Robby.

Tak sedikit pula netizen yang mendukung para siswa SMAN 2 Salatiga untuk melanjutkan demonstrasi hingga pihak sekolah mengeluarkan perincian dana. Namun sebagian netizen yang mengaku sebagai orang tua siswa mengabarkan pihak SMAN 2 Salatiga akan memberikan perincian dana rekreasi pada Jumat (17/2/2017). (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya