SOLOPOS.COM - Ilustrasi gerbang depan Pasar darurat Ir Soekarno (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pasar darurat Pasar Ir. Soekarno, Kamis (16/1/2014), sepi pedagang maupun pembeli. Seluruh pedagang mengikuti demonstrasi menuntut penyelesaian pembangunan pasar. Pedagang merelakan kios dan los mereka tutup demi menuntut hak mereka sebagai pedagang pasar yang dulu bernama Pasar Kota Sukoharjo tersebut.

Pantauan Solopos.com, Kamis, seluruh kios dan los di pasar darurat tutup. Para pedagang menutup lapak mereka dan mengikuti demonstrasi disertai longmarch menuju Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo. Hanya dua pedagang bunga yang tetap berjualan di trotoar depan pasar darurat hari itu. Selain itu, beberapa lelaki berjaga di pasar darurat demi mengamankan sepeda motor para pedagang yang mengikuti demonstrasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang penunggu sepeda motor, Arif, ketika ditemui Solopos.com, Kamis< mengatakan ia dan beberapa orang menunggu sepeda motor sehingga tetap berada di kompleks pasar darurat. Menurutnya, seluruh pedagang kompak ikut aksi yang digelar bersama Himpunan Pedagang Pasar Kota Sukoharjo (HPPKS) berserta elemen gerakan mahasiswa di Sukoharjo. “Sejak pagi tadi saya sudah sampai kemari,” ujarnya.

Salah seorang pedagang, Mitro Poni, 52, mengatakan demo tersebut sebelumnya sudah digelar pedagang sebanyak tiga kali sehingga demo pada hari itu adalah demo keempat. Menurutnya, selama dua tahun terakhir, ia lebih banyak merugi. “Saya berjualan alat-alat dapur. Ada beberapa plastik dagangan yang dirusak tikus,” keluhnya.

Menurutnya, ia menutup secara total kiosnya hari itu. Semua itu ia lakukan untuk menuntut janji-janji Pemkab Sukoharjo yang selama ini belum dapat terpenuhi. “Janji-jani terus enggak jadi-jadi. Kudu dadi [harus jadi] 2014. Jangan sampai tidak selesai,” kata dia.

Selama demo berlangsung di depan pasar yang mangkrak, petugas Polres Sukoharjo menutup jalan mulai dari simpang lima Sukoharjo hingga depan Bank Jateng Sukoharjo. Kebijakan tersebut berlangsung sekitar satu jam. Para pengendara dari selatan sudah diarahkan ke barat atau timur simpang lima. Sementara pengendara dari arah utara diarahkan melalui gang-gang di depan pasar darurat.

Kemacetan kendaraan tak dapat dihindari karena massa memenuhi jalan. Saat massa bergerak dari pasar darurat menuju kantor Pemkab Sukoharjo, personel polisi dan Satpol PP mengawal ketat berjalannya aksi.

Terpisah, Ketua HPPKS, Fajar Purwanto, saat dimintai keterangan wartawan di sela-sela aksi, mengatakan aksi besar-besaran itu digelar sebagai bentuk keprihatinan pedagang karena sudah dua tahun tak mendapatkan kepastian penyelesaian pasar. Menurutnya, aksi pada Kamis adalah aksi ke-4 yang mereka gelar. “Hingga hari ini Pemkab Sukoharjo belum memberi kepastian. Elemen masyarakat, aktivis mahasiswa dan pedagang bergabung hari ini,” ujarnya.

Dijelaskannya, aksi tersebut memperjuangkan nasib 1.023 pedagang yang menggantungkan hidup mereka dari Pasar Ir. Soekarno. Bahkan, karena beratnya beban yang harus ditanggung pedagang, ada pedagang yang mencoba bunuh diri. “Karena menanggung hutang dan kebutuhan sehari-hari, ada pedagang yang mencari jalan pintas. Tapi saya tak bisa menyebutkan identitasnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya