SOLOPOS.COM - Ilustrasi demo mahasiswa (JIBI/Solopos/Dok.)

Demo Mei 2015 yang digelar KAMMI di Gladak, Solo mengultimatum Jokowi.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 50 aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Soloraya menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Bundaran Gladak, Solo, Jawa Tengah, Kamis (21/5/2015) siang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dalam aksi itu, demonstran mengultimatum Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali berpihak pada kepentingan pribumi. Beberapa dari mahasiswa demonstran itu terlihat mengenakan topeng sehingga identitas diri mereka terhindar dari para intelijen Negara.

Dalam demo Mei 2015 itum para aktivis KAMMI berbaris di depan patung Brigjen Slamet Riyadi sambil membawa poster bernada sindiran kepada pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Di antaranya, “Kebanyakan Blusukan, lupa tugas-tugasnya,” dan “Selamatkan Kembalikan hak rakyat, atau turun”.

Saat berorasi, mereka menuntut kepada pemerintahan Jokowi-JK melindungi aset-aset pribumi. Mereka menilai saat in aset-aset bangsa sudah dikuasai oleh asing. Kammi menilai, ukuran keberhasilan sebuah pemerintahan adalah ketika pribumi Indonesia bisa hidup sejahtera. Namun, kenyataannya saat ini Jokowi-Jk belum bisa menyejahterakan rakyat Indonesia.

“Sudah delapan bulan Jokowi-JK menjabat sebagai pemimpin negara. Tetapi hingga saat ini belum juga ada perubahan yang signfikan. Ekonomi semakin lemah, banyak aset bangsa yang dikuasai asing. Kami meminta Jokowi-JK untuk menghentikan semua ni,” kata Ketua Umum Kammi Daerah Soloraya, Arif Budhi Hermawan, dalam orasinya.

Kebiri Kesejahteraan|
Oleh karena itu, KAMMI menuntut kepada pemerintah untuk segera berpihak kepada pribumi. “Tidak boleh lagi ada kebijakan regulasi dan kebijakan pemerintah yang mengebiri kesejahteraan rakyat. Jokowi JK adalah pemimpin rakyat bukan pelindung kepentingan asing,” kata Arif.

Pantauan Solopos.com, seusai melakukan orasi di bundaran Gladak, massa kemudian bergerak hingga depan Balai Kota Solo dan kembali berorasi. Setelah itu massa kembali berjalan menuju Pasar Gede.

Di Pasar Gede, mereka merentang spanduk bertuliskan, “Lindungi Pribumi atau Revolusi”. Spanduk dengan panjang dua meter yang berisi ultimatum kepada pemerintahan Jokowi-JK itu dipasang di antara foto Jokowi-JK di jembatan penyebrangan di depan Pasar Gede.

Aksi yang dikawal oleh puluhan petugas dari jajaran Polresta Solo ini sempat membuat arus lalu lintas di sepanjang Jl. Jendral Soedirman dari Bundaran Gladag hingga Pasar Gede tersendat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya