SOLOPOS.COM - Sejumlah mahasiswa melakukan unjuk rasa Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta, Rabu (20/5/2015). Aksi tersebut meminta pemerintah untuk menjadikan momentum kebangkitan Nasional menuju Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian. (JIBI/Solopos/Antara/M Agung Rajasa)

Demo Mei 2015 segera digelar besar-besaran besok, termasuk oleh kelompok BEM yang telah diundang Presiden Jokowi.

Solopos.com, JAKARTA — Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang diundang Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengaku tidak puas dengan jawaban yang diberikan Presiden. Hal itu sekaligus menepis tudingan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Bung Karno (UBK) yang mengecam kehadiran para aktivis BEM di Istana.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Ini adalah bagian dari apa yang harus kita jalani. Salah satu kuncinya adalah hubungan antara masyarakat dan presiden yang baik,” kata Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Andi Aulia Rahman, dalam wawancara yang disiarkan live oleh TV One, Rabu (20/5/2015) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Andi, dalam pertemuan yang melibatkan sejumlah aktivis BEM itu, banyak hal yang ditanyakan tidak dijawab dengan konkret oleh Presiden Jokowi. Karena itulah, para mahasiswa mengaku tidak puas.

“Kita tidak puas dengan jawaban Presiden. Karena itu, kita sepakat tetap turun ke jalan besok [Kamis, 21/5/2015].”

Sebelumnya, Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Bung Karno (UBK), mengecam kehadiran para mahasiswa yang diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Mereka menganggap kehadiran mahasiswa di Istana Negara tersebut sebagai “pelacur intelektual”.

Pertemuan yang berlangsung pada Senin 18 Mei 2015 itu dihadiri oleh sejumlah aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia dan organisasi intra kampus.

“Kami berbeda, kami dari KBM UBK menganggap kawan-kawan yang hadir dalam undangan Presiden Jokowi itu sebagai ‘pelacur intelektual’,” ujar Juru Bicara KBM UBK, Santoso, di depan Istana Negara, Rabu (20/5/2015), seperti dilansir Okezone.

Kata Santoso, seharusnya para kelompok mahasiswa tersebut tidak menghadiri undangan dari mantan Wali Kota Solo tersebut demi menjaga independensinya sebagai mahasiswa yang merupakan para agen perubahan dan agen kontrol sosial.

“Untuk itu, kami dari KBM UBK hadir dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) untuk menyampaikan aspirasi kami,” kata Santoso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya