SOLOPOS.COM - Nukilan surat pernyataan sikap Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (Himppar) Kota Salatiga terkait ketidakterlibatan mereka dalam aksi solidaritas yang rencana digelar Jaringan Salatiga Peduli Papua di depan kampus UKSW Salatiga, Rabu (20/7/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa)

Demo mahasiswa Papua yang dibubarkan massa dan polisi di Jogja, pekan lalu, menular ke Salatiga, tepatnya di depan kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Semarangpos.com, SALATIGA Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Professor Pendeta John A. Titaley, menolak pelaksanaan aksi Jaringan Salatiga Peduli Papua yang akan digelar di depan kampusnya, Rabu (20/7/2016) ini. Menurut John, demo mahasiswa Papua itu tak terkait dengan UKSW Salatiga dan pengamanannya menjadi wewenang penuh polisi.

Jaringan Salatiga Peduli Papua memang berencana menggelar aksi di depan kampus UKSW, Jl Diponegoro, Salatiga, Rabu pagi. Penyelenggara menyebut demo itu merupakan bentuk kepedulian mereka akan diskriminasi yang selama ini dialami para mahasiswa Papua, terutama pascakerusuhan di Jogja, Jumat (15/7/2016).

Menanggapi rencana demonstrasi itu, John mengakui mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di UKSW terbilang banyak. Namun, seluruhnya tidak mendukung maupun terlibat dalam aksi solidaritas atas penanganan unjuk rasa mahasiswa Papua di Jogja yang menghendaki pengulangan atas Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua tahiun 1969 itu.

“Kami menolak jika aksi itu dikait-kaitkan dengan kampus UKSW. Memang aksinya di depan kampus kami, tapi bukan dari mahasiswa kami dan pihak kampus tidak terlibat sama sekali, apa lagi menyetujuinya,” tegas John saat dihubungi Semarangpos.com, Selasa (19/7/2016).

John juga sempat mengungkapkan para mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (Himppar) Kota Salatiga telah memberikan pernyataan secara tertulis kepadanya terkait sikap mereka terhadap rencana aksi tersebut. Himppar dalam surat yang salinannya diperoleh Semarangpos.com tegas menyatakan mimbar bebas Jaringan Salatiga Peduli Papua itu tak sesuai dengan aspirasi anggota Himppar sehingga organisasi itu menolak turut bertanggung jawab atas aksi tersebut.

“Dalam surat itu mereka [Himppar] menyatakan menolak aksi itu dan tidak terlibat dengan segala bentuk dampak yang disebabkan dari aksi itu. Mereka juga menyatakan alasan penolakannya karena aksi itu dianggap tidak sesuai dengan misi mereka yang ingin menuntut ilmu di Salatiga,” papar John lebih lanjut.

John menegaskan UKSW bahkan tidak akan peduli jika demo mahasiswa itu nantinya menimbulkan keributan. Apa pun dampak dari aksi itu, tandas dia, sepenuhnya bukan tanggung jawab kampusnya. “Apa pun nanti yang terjadi dalam aksi itu, kami enggak mau terlibat. Pengamanan aksi itu murni sepenuhnya menjadi kewenangan kepolisian,” simpul Rektor John A. Titaley.

 

KLIK DI SINI untuk Berita Sebelumnya

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya